Jenis-Jenis Presipitasi Serta Proses Terbentuknya
MeteorologiArtikel ini menjelaskan tentang jenis-jenis presipitasi dan proses tekbentuknya. Hujan, Salju, Sleet, Hail, dan Graupel. |
Teman-teman semuanya pasti sudah sangat familiar dengan hujan. Hujan yang selama ini kita lihat adalah salah satu dari banyak jenis presipitasi di bumi. Presipitasi adalah fenomena alam yang menakjubkan di mana uap air di atmosfer berubah menjadi tetesan air atau kristal es yang jatuh ke permukaan bumi. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang jenis-jenis presipitasi. Mulai dari jenis yang paling familiar untuk kita seperti hujan hingga bola-bola kecil bernama graupel.
A. Pengertian Presipitasi
Presipitasi adalah fenomena alam di mana uap air di atmosfer mengalami perubahan bentuk menjadi tetesan air atau kristal es dan turun ke permukaan bumi. Berbagai fenomena cuaca yang kamu lihat seperti hujan, salju, hujan es, termasuk dalam kategori presipitasi.
Proses presipitasi dimulai dari evaporasi air di laut, sungai, danau, tumbuh-tumbuhan dan tanah. Uap air yang terangkat ke atmosfer kemudian mengalami pendinginan dan kondensasi, di mana uap air tersebut berubah menjadi tetesan-tetesan air atau kristal-kristal es yang cukup berat atau sudah dalam keadaan jenuh lalu kemudian jatuh kembali ke permukaan bumi.
Baca Juga: Proses Presipitasi: Kolisi-Koalesensi dan Bergeron-Findeisen
B. Jenis-Jenis Presipitasi
1. Hujan
Hujan adalah jenis presipitasi yang paling banyak dijumpai. Walaupun demikian, masih banyak miskonsepsi terkait pengertian hujan. Oleh ahli meteorologi mendefinisikan secara spesifik bahwa ukuran partikel butir air yang turun harus lebih besar dari 0,5 mm. Apabila berukuran di bawah dari 0,5 mm maka disebut sebagai drizzle. Di Indonesia, drizzle lebih banyak disebut sebagai gerimis dan merupakan hasil presipitasi dari awan stratus.
Terkadang, hujan yang jatuh tidak mencapai permukaan bumi. Fenomena ini dikenal sebagai virga. Fenomena ini sering terjadi di wilayah kering seperti gurun, penyebabnya karena tetes air yang jatuh langsung mendapatkan radiasi panas dari permukaan bumi lalu kemudian menguap dan kembali terkondensasi.
Virga |
Pada saat terjadinya hujan, ada dua fenomena unik yang mungkin teman-teman tidak sadari. Setiap hujan turun atau setelah hujan selesai seringkali tercium aroma unik dan juga udara terasa bersih. Fenomena adanya aroma unik ini berasal dari aktivitas bakteri-bakteri tanah. Hujan yang jatuh akan menekan tanah dan melepaskan gas yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri tersebut.
Selanjutnya, udara yang terasa bersih karena hujan yang turun telah menggiring partikel-partikel tersuspensi di udara seperti nitrogen dan sulfur. Akibatnya, terjadi hujan asam yang mampu merusak tanaman dan mempercepat korosi pada benda logam.
Unique Fact. Karena gaya updraft dan downdraft yang kuat, kalian bisa merasakan dua kondisi cuaca yang berbeda di tempat yang berdekatan. |
2. Salju
Salju merupakan hasil dari proses bergeron. Sebagian besar dari presipitasi yang mencapai tanah dimulai sebagai salju. Ketika musim panas, level pembekuan uap air lebih tinggi dan kepingan salju yang jatuh dari awan akan mencair sebelum mencapai permukaan dan akan menjadi hujan biasa. Namun, ketika musim dingin, level pembekuan jauh lebih rendah dan kepingan salju yang jatuh berpeluang untuk bertahan lebih lama.
Faktanya, kepingan salju dapat jatuh sekitar 300 meter di bawah level pembekuan sebelum benar-benar mencair. Hal ini bisa diidentifikasi melalui warna dasar awan yang cenderung lebih gelap karena salju dapat menghamburkan cahaya lebih efektif dibanding dengan air biasa. Ilustrasi gambar dibawah.
3. Sleet dan Freezing Rain
Sleet merupakan hujan es di mana salju yang telah terbentuk melalui sebuah lapisan yang hangat yang menyebabkan salju mencair kemudian membeku lagi akibat adanya lapisan yang dingin di dekat permukaan. Hasil akhir dari proses ini bukanlah kepingan salju (snowflakes), melainkan ice pellet.
Proses terbentuknya sleet. Kepingan salju mencair lalu membeku kembali |
Bentuk ice pellet hasil dari proses sleet |
Terkadang, lapisan untuk mendinginkan kembali air yang sudah meleleh ini terlalu dangkal, sehingga droplets jatuh ke bumi dalam bentuk air superdingin. Kejadian ini dinamakan sebagai freesing rain atau glaze, ketika air superdingin ini bersentuhan dengan permukaan tertentu seperti dahan dan ranting tumbuhan, akan terbentuk es di permukaan tersebut yang dikenal sebagai rime.
Rime: hasil dari proses freezing rain atau glaze. Terbentuk dari kepingan salju yang telah meleleh dan jatuh ke permukaan benda lalu membeku. |
Rime: hasil dari proses freezing rain atau glaze ini, mampu merusak jaringan kabel dan ranting pohon |
4. Hail
Bentuk hailstone |
Hail adalah jenis presipitasi dalam bentuk batu es, yang disebut sebagai hailstone. Hailstone dapat terbentuk di sebuah awan cumulonimbus. Updraft dan downdraft yang berulang-ulang akan membuat partikel es dapat menangkap banyak droplets. Proses ini terjadi di bagian cumulonimbus dengan suhu di bawah 0 derajat celsius, sehingga jenis presipitasi ini bisa saja terjadi di daerah tropis.
Proses pembentukan Hailstone. Updraft dan Downdraft secara berulang sehingga terbentuk lapisan-lapisan pada hailstone |
5. Graupel
Graupel adalah salju yang mencair dan menjadi sangat dingin saat jatuh ke permukaan yang hangat dan membentuk ice pellets. Proses ini disebut sebagai accretion. Tekstur Graupel lebih lembut dan rapuh daripada hailstone dan berukuran 2 hingga 5 mm serta terbentuk dalam proses riming. Proses riming terjadi ketika tetesan air yang sangat dingin di bawah 32 derajat membeku menjadi kristal salju.