Apa itu Mitigasi Bencana? Berikut Pengertian, Tujuan, dan Jenis-Jenisnya
Mitigasi bencana adalah serangkaian tindakan yang mencakup upaya, strategi, kebijakan, serta kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mengurangi risiko bencana. Mitigasi bencana dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non-struktural. Mitigasi struktural melibatkan tindakan fisik dan pengembangan infrastruktur. Sedangkan mitigasi non-struktural berfokus pada pendidikan dan kesadaran masyarakat dalam mengurangi risiko bencana.
Jelaskan apa mitigasi bencana? Mitigasi bencana ada apa aja? Apa bentuk mitigasi untuk bencana alam? |
Ancaman bencana di negara kita sangat besar dan beragam. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana telah berhasil meminimalkan dampak atau kerugian yang ditimbulkan. Contohnya, pada tahun 2018, ketika terjadi gempa bumi di desa adat Lombok. Desa-desa adat tersebut telah memiliki sistem mitigasi bencana yang tepat, sehingga dampak kerugiannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan daerah lain yang terkena gempa.
Pengertian Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana adalah serangkaian tindakan yang mencakup upaya, strategi, kebijakan, serta kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mengurangi risiko bencana. Proses mitigasi dapat diwujudkan melalui berbagai pendekatan, seperti penyuluhan, pembangunan infrastruktur fisik, dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana. Selain itu, upaya mitigasi bencana ini melibatkan sejumlah sektor yang luas, termasuk ekonomi, sosial, pendidikan, dan politik.
Tujuan Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana memiliki beberapa tujuan utama. Pertama, adalah untuk mengurangi dampak kerugian yang timbul akibat bencana, termasuk mengurangi korban jiwa, minimalisasi kerusakan lingkungan, dan perlindungan terhadap kehidupan manusia. Kedua, melalui upaya mitigasi, kita dapat meningkatkan pemahaman tentang situasi sebelum, selama, dan setelah bencana, sehingga masyarakat dapat menjalani kehidupan mereka dengan lebih aman dan siap menghadapi ancaman tersebut.
Ketiga, mitigasi bencana juga berperan sebagai panduan penting dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembangunan wilayah, membantu pemerintah dan masyarakat untuk mengambil kebijakan yang lebih bijaksana dalam membangun dan mengelola lingkungan mereka.
Jenis Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non-struktural. Mitigasi struktural melibatkan tindakan fisik dan pengembangan infrastruktur untuk mengurangi risiko bencana. Hal ini meliputi upaya pembangunan prasarana fisik serta penggunaan teknologi terbaru dalam menghadapi ancaman bencana.
Sementara itu, mitigasi non-struktural berfokus pada pendidikan dan kesadaran masyarakat dalam mengurangi risiko bencana. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tindakan yang dapat diambil untuk melindungi diri mereka sendiri dan komunitas mereka dari potensi bahaya bencana.
Mitigasi untuk Jenis-Jenis Bencana
1. Mitigasi Tsunami
Kegiatan mitigasi bencana tsunami dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana tsunami. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam rangka mitigasi bencana tsunami:
- Penanaman Mangrove (Bakau): Penanaman mangrove di sepanjang pantai dilakukan untuk meredam gelombang tsunami.
- Pemberian Pengetahuan Terkait Data Gempa: Meningkatkan pengetahuan terkait data gempa yang memiliki potensi untuk memicu tsunami. Data ini mencakup gempa dengan pusat getaran di laut dangkal (0-30 km), dengan kekuatan minimal 6,5 skala Richter.
- Sistem Peringatan Dini Tsunami: Membangun sistem peringatan dini tsunami yang beroperasi dalam skala regional dan internasional.
- Pemantauan Berkala: Melakukan pemantauan berkala terhadap kondisi yang berpotensi memicu tsunami.
- Sistem Pendeteksi Tsunami: Mengembangkan sistem pendeteksi tsunami yang terdiri dari dua bagian. Pertama, infrastruktur komunikasi dan peringatan dini untuk menyebarkan informasi tentang ancaman tsunami. Kedua, jaringan sensor pendeteksi tsunami yang akan memberikan informasi tentang potensi gelombang tsunami.
2. Mitigasi Gunung Berapi
Kegiatan mitigasi bencana letusan gunung berapi bertujuan untuk mengurangi risiko dan dampak bencana yang mungkin terjadi. Berikut ini adalah sejumlah langkah dalam upaya mitigasi bencana letusan gunung berapi:
- Pembangunan Tanggul: Tanggul dibangun untuk mencegah lahar gunung berapi masuk ke wilayah pemukiman, sehingga mengurangi risiko kerusakan.
- Pemantauan: Pelaksanaan pemantauan berkala merupakan langkah kunci untuk memantau aktivitas gunung berapi secara terus-menerus.
- Pengiriman Data ke DVMBG: Data pemantauan gunung berapi dikirimkan ke Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) menggunakan radio komunikasi SSB.
- Tindakan Tanggap Darurat: Ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, langkah-langkah tanggap darurat dilakukan. Hal ii mencakup pemeriksaan berkala dan terpadu, evaluasi data aktivitas vulkanik, pengiriman tim ke lokasi, dan pembentukan tim tanggap darurat.
- Pemetaan Kawasan Rawan: Pemetaan kawasan rawan bencana gunung berapi digunakan untuk menjelaskan jenis bahaya, daerah rawan bencana, arah pengungsian, serta lokasi pos penanggulangan bencana gunung berapi.
- Penyelidikan Ilmiah: Gunung berapi diselidiki dengan menggunakan metode geologi, geofisika, dan geokimia guna memahami perilaku dan karakteristiknya.
- Sosialisasi: Sosialisasi dilakukan kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mengenai risiko dan langkah-langkah mitigasi yang perlu diambil.
3. Mitigasi Gempa Bumi
Kegiatan mitigasi gempa bumi bertujuan untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana tersebut. Berikut adalah langkah-langkah dalam kegiatan mitigasi gempa bumi:
- Identifikasi Sumber Bahaya dan Ancaman Bencana: Mengidentifikasi sumber-sumber bahaya dan potensi ancaman dari gempa bumi.
- Pembangunan Bangunan Sesuai Aturan Baku (Tahan Gempa): Membangun bangunan dengan mematuhi standar dan aturan yang dirancang untuk tahan terhadap gempa bumi.
- Penataan Lokasi Bangunan dan Perabotan yang Proporsional: Memahami lokasi bangunan tempat tinggal dan menempatkan perabotan secara proporsional untuk mengurangi risiko kerusakan.
- Persiapan Peralatan Darurat: Menyiapkan peralatan darurat seperti senter, peralatan pertolongan pertama (P3K), persediaan makanan instan, dan lainnya.
- Pengawasan Penggunaan Listrik dan Gas: Memastikan penggunaan listrik dan gas dalam kondisi yang aman dan menghindari potensi kebakaran atau ledakan.
- Mencatat Nomor Telepon Penting: Mencatat nomor telepon penting yang dapat dihubungi selama kejadian gempa bumi atau penanganan bencana.
- Pemahaman Jalur Evakuasi dan Partisipasi dalam Simulasi Mitigasi Bencana Gempa Bumi: Memahami jalur-jalur evakuasi yang telah ditentukan dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa bumi.
- Pemantauan Penggunaan Teknologi yang Dapat Diaktifkan secara Cepat: Memantau penggunaan teknologi yang dapat digunakan secara cepat dalam situasi darurat.
4. Mitigasi Tanah Longsor
Kegiatan mitigasi bencana tanah longsor bertujuan untuk mengurangi risiko dan dampak bencana. Berikut adalah langkah-langkah mitigasi bencana tanah longsor yang dapat dilakukan:
- Pemilihan Lokasi Aman: Untuk mencegah bencana tanah longsor, penting untuk menghindari membangun permukiman di daerah rawan longsor.
- Mengurangi Keterjalan Lereng: Mengurangi kemiringan lereng dapat membantu mengurangi risiko longsor.
- Pembuatan Terasering dan Drainase: Membuat terasering dengan sistem drainase yang efektif dapat mengendalikan aliran air dan mengurangi tekanan pada lereng.
- Penghijauan dengan Tanaman Berakar Kuat: Menanam tanaman dengan akar yang kuat dapat menguatkan tanah dan mengurangi erosi.
- Pembangunan Bangunan Berpondasi Kokoh: Membangun bangunan dengan pondasi yang kuat dapat mengurangi kerusakan akibat longsor.
- Penutupan Rekahan di Lereng: Menutup rekahan di atas lereng dapat mencegah air cepat meresap ke dalam tanah yang dapat memicu longsor.
- Relokasi Aset dan Permukiman: Dalam beberapa kasus, perlu dilakukan relokasi permukiman, gedung, fasilitas umum, atau lainnya ke daerah yang lebih aman.
5. Mitigasi Banjir
Kegiatan mitigasi bencana banjir bertujuan untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana banjir. Berikut adalah langkah-langkah mitigasi bencana banjir yang dapat dilakukan:
- Pembangunan Waduk: Pembangunan waduk bertujuan untuk mencegah terjadinya banjir dengan menyimpan air hujan yang berlebihan.
- Pembangunan Tanggul: Pembangunan tanggul bertujuan untuk melindungi daerah dari banjir dengan membangun dinding atau gundukan tanah sebagai penghalang air.
- Penataan Daerah Aliran Sungai: Penataan daerah aliran sungai melibatkan perencanaan tata ruang yang bijak untuk mengurangi risiko banjir.
- Penghijauan (Reboisasi): Penghijauan daerah hulu, tengah, dan hilir sungai melalui reboisasi bertujuan untuk mengurangi erosi dan meningkatkan retensi air.
- Pembangunan Sistem Peringatan dan Pemantauan: Pembangunan sistem peringatan dan pemantauan banjir membantu dalam memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat tentang potensi banjir.
- Pemanfaatan Bantaran Sungai: Bantaran sungai harus dijaga agar tidak digunakan sebagai lahan pembangunan untuk menghindari potensi banjir.
- Pembersihan Sampah dan Pengerukan Endapan: Pembersihan sampah dan endapan sungai perlu dilakukan secara berkala untuk menjaga aliran air yang lancar dan mengurangi risiko banjir.
6. Mitigasi Kekeringan
Kegiatan mitigasi bencana kekeringan bertujuan untuk mengurangi risiko dan dampak bencana yang dapat terjadi. Berikut adalah beberapa langkah dalam kegiatan mitigasi bencana kekeringan:
- Pembangunan waduk untuk mencegah kekurangan air saat musim kemarau.
- Melakukan reboisasi hutan guna mencegah terjadinya kekeringan.
- Penghijauan di daerah pemukiman warga dan jalan utama.
- Monitoring penggunaan teknologi yang berhubungan dengan pengelolaan air.
- Membangun atau merehabilitasi sistem irigasi.
- Merawat dan merehabilitasi lahan konservasi dan sumber air.
- Melakukan sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat tentang penghematan air.
Sekian pembahasan kali ini tentang pengertian, tujuan, dan jenis-jenis mitigasi bencana alam. Semoga bermanfaat.
Sobat boleh banget request materi apa lagi yang pengen dibahas. Silahkan tulis request nya di kolom komentar yah.
Salam hangat sobat geograf.