5 Teori Pembentukan Kulit Bumi. Seperti Apa?
Pernahkah kamu berpikir bagaimana struktur kulit bumi terbentuk?. Jika iya, maka rasa penasaranmu akan terjawab di artikel ini. Ada lima teori pembentukan kulit bumi, yakni teori kontraksi, teori dua benua, teori pengapungan benua, teori konveksi, dan teori tektonik lempeng. Kelima teori tersebut memberikan pandangan yang beragam yang akhirnya berkontribusi pada pembentukan struktur kulit bumi yang kita kenal saat ini.
Bagaimana kulit bumi terbentuk? Apa itu tektonik lempeng?. Simak jawaban selengkapnya di bawah ini!. |
Seiring berjalannya waktu, permukaan bumi terus mengalami berbagai perubahan. Para ilmuwan telah menyelidiki bagaimana proses perubahan ini terjadi di masa lampau, saat ini, dan seperti apa kemungkinannya yang akan terjadi di masa depan.
Beberapa teori telah dikemukakan oleh para ahli tentang bagaimana bumi terbentuk. Simak lima teori pembentukan kulit bumi di bawah ini ya sobat!.
1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)
Teori ini pertama kali diajukan oleh Descartes (1596–1650). Ia mengatakan bahwa bumi perlahan menyusut dan mengerut karena mengalami pendinginan. Akibatnya, permukaan bumi membentuk berbagai bentuk relief seperti gunung, lembah, dan dataran.
Teori Kontraksi juga didukung oleh James Dana (1847) dan Elie de Beaumont (1852). Kedua ilmuwan ini berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena bagian dalamnya mendingin, yang mengakibatkan permukaan bumi mengerut dan membentuk pegunungan serta lembah.
2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)
Teori Laurasia-Gondwana ini pertama kali diajukan oleh Edward Zuess pada tahun 1884. Ia menyatakan bahwa pada awalnya, planet bumi terdiri dari dua benua super besar, yaitu Laurasia di sekitar Kutub Utara dan Gondwana di sekitar Kutub Selatan bumi. Seiring berjalannya waktu, kedua benua ini perlahan bergerak menuju kawasan tengah bumi, yakni khatulistiwa, dan akhirnya pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil.
Laurasia terbelah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sementara Gondwana terpecah menjadi benua-benua seperti Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.
3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)
Pada tahun 1912, Alfred Wegener mengajukan ide tentang bagaimana benua-benua bergerak di atas permukaan bumi. Dia mengatakan bahwa dulu, semua benua berada dalam satu tempat besar yang disebut Pangea. Lalu, benua-benua itu terpisah dan bergerak karena dasar laut bergerak. Salah satu alasan gerakan ini adalah karena bumi berotasi dan mendorong benua-benua ke arah barat menuju garis khatulistiwa.
Ada beberapa bukti yang mendukung teori ini, seperti garis pantai di Afrika bagian barat yang cocok dengan garis pantai di Amerika Selatan bagian timur, dan ada batuan serta fosil yang mirip di kedua wilayah tersebut.
4. Teori Konveksi (Convection Theory)
Menurut Teori Konveksi yang diusulkan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess serta diperkuat oleh Robert Diesz, terdapat pergerakan arus panas dalam bumi yang mengarah ke atas ke lapisan luar bumi. Ketika arus panas ini mencapai permukaan bumi di daerah mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), material panas ini membeku dan membentuk lapisan baru di kulit bumi, menggantikan lapisan yang lebih tua.
Bukti atas kebenaran Teori Konveksi dapat ditemukan dalam keberadaan mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge dan Pacific-Atlantic Ridge, yang muncul di permukaan bumi.Bukti tambahan untuk mendukung teori ini berasal dari penelitian mengenai umur dasar laut. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin jauh dari punggung tengah samudra, batuan dasar laut semakin tua. Hal ini mengindikasikan adanya pergerakan dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan, yang disebabkan oleh aliran panas dari lapisan bawah kulit bumi.
5. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)
Teori Lempeng Tektonik diciptakan oleh Tozo Wilson. Menurut teori ini, permukaan bumi terdiri dari beberapa lempeng tektonik yang mengapung di atas lapisan astenosfer, yang mirip dengan cairan kental. Lempeng-lempeng ini selalu bergerak karena pengaruh dari aliran panas yang mengalir di dalam astenosfer, yang berada di bawah lempeng-lempeng tersebut
Berdasarkan arahnya, kita bisa membagi gerakan lempeng tektonik menjadi tiga jenis sebagai berikut.
a. Konvergensi
Konvergensi dalam geologi adalah saat lempeng tektonik saling bertabrakan. Hal ini terjadi antara lempeng benua dengan lempeng benua atau antara lempeng benua dengan lempeng samudra di bawahnya.
Ketika lempeng benua bertabrakan, terbentuklah area yang disebut zona konvergen. Contoh konkretnya adalah saat lempeng India menabrak lempeng benua Eurasia, yang akhirnya menciptakan pegunungan Himalaya. Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, terletak di sana. Ada juga tumbukan lainnya seperti lempeng Italia dengan lempeng Eropa yang membentuk Pegunungan Alpen.
Ada jenis lain dari zona konvergen, yaitu zona subduksi. Di sini, terjadi benturan antara lempeng benua dengan lempeng samudra yang lebih dalam. Misalnya, ketika lempeng benua Amerika bertabrakan dengan lempeng dasar Samudra Pasifik, terciptalah Pegunungan Rocky dan Andes.
b. Divergensi
Divergensi yakni gerakan menjauh antarlempeng tektonik. Misalnya, lempeng Afrika dan lempeng Amerika bagian selatan sedang menjauh satu sama lain. Zona tempat lempeng-lempeng tektonik berpisah disebut zona divergen, atau juga disebut zona sebar pisah.
c. Sesar Mendatar (Transform)
Sesar Mendatar (Transform) adalah saat lempeng tektonik saling bergesekan satu sama lain dalam arah yang berlawanan. Contohnya adalah saat lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara bergesekan, yang menghasilkan Sesar San Andreas. Sesar ini membentang sekitar 1.200 km dari San Francisco di utara hingga Los Angeles di selatan Amerika Serikat.
Wilayah dimana lempeng-lempeng tektonik bergesekan disebut Zona Sesar Mendatar (zona transform).
Ingat!, berbagai teori dicetuskan untuk menjelaskan proses pembentukan dan perubahan kulit bumi. Ada lima teori pembentukan kulit bumi, yakni teori kontraksi, teori dua benua, teori pengapungan benua, teori konveksi, dan teori tektonik lempeng. Kelima teori tersebut memberikan pandangan yang beragam yang akhirnya berkontribusi pada pembentukan struktur kulit bumi yang kita kenal saat ini.
Sekian pembahasan kali ini tentang lima teori pembentukan kulit bumi. Jangan lupa untuk cek artikel yang lainnya juga ya sobat!.
Terimakasih
Salam hangat geograf muda.