Jenis-Jenis Bencana Non Alam dan Bencana Sosial
Bencana non alam adalah peristiwa hasil dari proses non alam seperti kegagalan teknologi, hambatan dalam modernisasi, dan epidemi atau wabah penyakit. Dalam artikel ini juga dibahas terkait bencana sosial yang merupakan peristiwa yang diakibatkan oleh manusia. Peristiwa ini bisa berupa kerusuhan atau konflik, serta tindakan teror.
Apa itu Bencana Non Alam? Apa itu Bencana Sosial? Bencana Non Alam Apa Saja? Apa jenis-jenis Bencana Sosial? |
Dalam kehidupan modern, ancaman tak hanya terbatas pada alam. Terkadang, bahaya muncul dalam bentuk yang tak terduga, menghadirkan isu bencana non alam dan sosial. Walaupun tidak seterjang gempa bumi atau dalamnya banjir, bencana semacam ini mampu mengguncangkan landasan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan.
Bencana Non Alam
Meskipun kita sering mendengar tentang berbagai jenis bencana alam, penting juga untuk memahami bencana-bencana lain di sekitar kita yang tidak berasal dari faktor alam. Bencana non alam adalah hasil dari peristiwa-peristiwa non alam, seperti kegagalan teknologi, hambatan dalam modernisasi, dan epidemi atau wabah penyakit. Dalam penjelasan di bawah ini, kita akan menggali karakteristik khusus dari setiap jenis bencana tersebut.
1. Kegagalan Teknologi
Kemajuan teknologi semakin pesat dan mutakhir. Tidak heran bahwa penggunaannya kian meningkat dari hari ke hari, mengingat teknologi memberikan sejumlah hal yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Namun, pada sisi lain, apabila teknologi tidak dikelola secara bijak, ini dapat memicu terjadinya bencana akibat kegagalan teknologi.
Kegagalan teknologi merujuk pada segala bentuk bencana yang timbul akibat kesalahan desain, operasi, kelalaian, atau tindakan manusia yang disengaja dalam pemanfaatan teknologi dan/atau industri.
Bencana akibat kegagalan teknologi dapat dikelompokkan dalam tiga kategori:
- Insiden industri yang melibatkan kecelakaan, seperti tumpahan zat kimia berbahaya, runtuhnya struktur industri, ledakan, kebocoran gas, atau insiden keracunan.
- Kecelakaan transportasi, mencakup insiden di udara, darat, atau air yang terjadi dalam konteks transportasi.
- Kecelakaan lainnya, termasuk bencana dalam lingkup domestik.
Sebagai contoh, insiden kegagalan teknologi di Indonesia adalah jatuhnya pesawat Adam Air KI 574 pada 1 Januari 2007. Selain faktor cuaca buruk, penyebab jatuhnya pesawat ini melibatkan kerusakan pada sistem navigasi Inertial Reference System (IRS) dan kegagalan penanganan darurat oleh awak pesawat.
2. Kegagalan Modernisasi
Tidak semua kelompok masyarakat dapat dengan mudah mengikuti perubahan zaman modern. Hanya sebagian tertentu yang dapat beralih dari tahap yang kurang maju menuju perubahan yang lebih positif. Harapannya adalah agar masyarakat yang berada di tengah teknologi dapat mencapai taraf hidup yang lebih maju dan sejahtera.
Modernisasi adalah usaha untuk menyamai standar yang dianggap modern, baik oleh masyarakat umum maupun oleh kelompok penguasa. Oleh karena itu, kegagalan dalam meraih modernisasi dapat diartikan sebagai ketidakmampuan masyarakat dalam mengurangi ketertinggalan dari kelompok yang paling maju, meskipun mereka hidup dalam periode waktu yang sama dalam konteks global.
Salah satu contoh dampak buruk dari kegagalan modernisasi adalah kemiskinan. Papua, dengan tingkat kemiskinan sebesar 26,8%, menjadi daerah termiskin di Indonesia. Papua Barat menyusul dengan tingkat 21,7%, diikuti oleh Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan tingkat 21,21%. Ketidakmampuan untuk mengatasi keterbelakangan di berbagai sektor telah menyebabkan beberapa daerah tertinggal dalam pembangunan dan kesejahteraan, dibandingkan dengan kelompok yang lebih maju.
3. Epidemi atau Wabah Penyakit
Dalam sepuluh tahun terakhir, kita telah menyaksikan peningkatan frekuensi bencana dengan skala yang lebih besar. Ancaman terhadap wabah penyakit semakin tinggi karena perubahan cuaca yang semakin buruk. Kondisi ini bisa menyebabkan wilayah tertentu terkena endemi, pandemi, atau epidemi.
Epidemi adalah penyebaran penyakit dengan cepat di suatu wilayah atau negara dan memengaruhi penduduk di sana. Sebagai contoh, di Indonesia, pada tahun 2012 terjadi epidemi flu burung (H5N1). Di sisi lain, pandemi adalah wabah penyakit yang lebih meluas dan melibatkan area geografis yang besar, bahkan mencakup seluruh negara atau benua.
Salah satu contoh kasus bencana ini adalah pandemi Covid-19. Secara global, Covid-19 telah menjangkiti 226 negara dengan lebih dari 248.467.363 orang terinfeksi dan menyebabkan kematian lebih dari 5.027.183 orang. Di Indonesia, data terbaru menunjukkan bahwa terdapat sekitar 4.247.320 kasus positif Covid-19, dengan 4.092.586 orang telah sembuh dan 143.519 orang meninggal dunia.
Bencana Sosial
Kemajemukan suatu bangsa dengan banyak etnis, agama, bahasa, dan budaya bisa menjadi risiko jika perbedaan pandangan tidak diselesaikan dengan baik. Jika perbedaan ini tidak diatasi, dampak negatif seperti konflik dan tindakan teror bisa muncul. Bencana semacam ini disebut bencana sosial, yang melibatkan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia. Hal ini bisa berupa kerusuhan atau konflik antara kelompok atau komunitas masyarakat, serta tindakan teror.
1. Kerusuhan atau Konflik Sosial
Kerusuhan atau konflik sosial adalah peristiwa yang seringkali tidak dapat dihindari dalam masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat, setiap individu atau kelompok memiliki tujuan yang berbeda, seperti peningkatan kesejahteraan, kekuasaan, prestise, atau dukungan sosial. Ketika keinginan-keinginan ini bertabrakan, konflik dapat muncul. Ketidakstabilan, kerusuhan, perang, atau situasi berisiko di daerah tertentu yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat, suku, golongan, dan organisasi disebut sebagai kerusuhan atau konflik sosial.
Di Indonesia, dengan keragaman suku, bahasa, agama, ras, dan etnisnya, potensi kekuatan bersatu atau justru menjadi sumber konflik dapat terjadi. Manajemen yang tepat terhadap keragaman ini dapat menguatkan persatuan bangsa, sementara pengelolaan yang kurang tepat bisa berujung pada konflik dan kerusuhan. Pemerintah, tokoh masyarakat, dan aparat keamanan memiliki peran penting dalam mempromosikan integrasi sosial di tengah keragaman ini.
Sejarah Indonesia mencatat beberapa insiden kerusuhan dan konflik sosial yang berdampak besar pada masyarakat. Dampaknya tidak hanya terbatas pada kerugian materi, tetapi juga kehilangan nyawa. Faktor pemicu meliputi salah pengertian, persaingan dalam ekonomi, hingga perjuangan atas sumber daya. Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan tokoh-tokoh masyarakat, konflik dan kerusuhan sosial dapat diredam. Tindakan ini penting untuk mencegah perpecahan masyarakat dan menjaga keutuhan bangsa.
2. Aksi Teror
Tidak jarang kita menyaksikan insiden-insiden terorisme di Indonesia setiap tahun. Mulai dari penyebaran radikalisme hingga tindakan bom bunuh diri, serangan-serangan ini menyajikan ancaman teror di seluruh wilayah negara kita. Tingginya frekuensi aksi teror oleh kelompok atau jaringan tertentu semakin mengukuhkan keberadaan mereka.
Aksi teror atau sabotase merujuk pada segala tindakan yang menciptakan kegelisahan dalam masyarakat, merusak struktur bangunan, serta mengancam atau mengakibatkan bahaya bagi nyawa individu atau kelompok, yang dilakukan oleh entitas atau kelompok yang tidak bertanggung jawab. Kejadian-kejadian teror atau sabotase pada suatu lokasi seringkali sulit diduga karena mereka terjadi tiba-tiba dan dalam waktu singkat.
Beberapa contoh aksi terorisme di Indonesia antara lain:
- Bom Bali 2002, yang menjadi sejarah terbesar terorisme di Indonesia.
- Serangkaian serangan bom Surabaya pada tahun 2018, yang terjadi di beberapa lokasi di Surabaya dan Sidoarjo.
- Ledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret 2021, yang menjadi peristiwa terbaru dalam catatan terorisme.
Sekali lagi, perlu diingat bahwa aksi terorisme bukan hanya tantangan keamanan, tetapi juga mempengaruhi keberlanjutan pembangunan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Dalam artikel ini, kita telah mempelajari berbagai bentuk bencana non alam yang muncul sebagai hasil dari faktor-faktor manusia. Adapun peristiwa yang dihasilkan oleh proses non alam, seperti kegagalan teknologi, hambatan dalam modernisasi, dan epidemi atau wabah penyakit. Selain itu, terdapat pula pembahasan mengenai bencana sosial, yang melibatkan intervensi manusia seperti kerusuhan, konflik, atau tindakan teror.
Semoga artikel ini bermanfaat dan salam hangat geograf muda.