Potensi Sumber Daya Tambang Indonesia: Minyak Bumi, Batu Bara, Nikel, Biji Besi, Bauksit

Potensi Sumber Daya Tambang Indonesia: Minyak Bumi, Batu Bara, Nikel, Biji Besi, Bauksit

Potensi Sumber Daya Tambang Indonesia: Minyak Bumi, Batu Bara, Nikel, Biji Besi, Bauksit
31 Januari 2023

Indonesia terletak di pertemuan lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Akibatnya, Indonesia memiliki banyak gunung berapi dan potensi pertambangan yang sangat besar. Potensi tersebut diantaranya, Minyak Bumi, Batu Bara, Nikel, Bijih Besi, dan Bauksit. 



Potensi Sumber Daya Tambang Indonesia: Minyak Bumi, Batu Bara, Nikel, Biji Besi, Bauksit

Kenapa Indonesia kaya akan sumber daya tambang?

Apa pengertian pertambangan?

Apa itu tiga golongan bahan tambang?

Apa saja potensi sumber daya tambang di Indonesia?




Indonesia adalah negara yang terletak di daerah "Ring of Fire." Karena letaknya di tempat bertemunya lempeng bumi Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik, Indonesia memiliki banyak gunung berapi. Di wilayah "Ring of Fire," magma dari dalam bumi mengandung logam berharga. Karena hal ini, Indonesia menjadi negara yang memiliki banyak potensi untuk pertambangan bahan tambang.



Kawasan Ring of Fire
Kawasan Ring of Fire



Pengertian Pertambangan


Pertambangan adalah proses mengambil bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam bumi. Pertambangan dapat dilakukan di atas tanah, di bawah tanah, dan bahkan di bawah air. Hal ini melibatkan berbagai tahap seperti penelitian, eksplorasi, konstruksi, penambangan, pengolahan, dan penjualan bahan tambang.



Golongan Bahan Tambang


Bahan tambang dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama: kelompok A, kelompok B, dan kelompok C. 

  1. Kelompok A memiliki peranan penting dalam pertahanan, keamanan, dan perekonomian negara, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. 
  2. Kelompok B termasuk bahan penting untuk memenuhi kebutuhan dasar banyak orang, seperti besi, mangan, tembaga, dan lain sebagainya. 
  3. Kelompok C mencakup bahan yang lebih mudah didapatkan dan tidak termasuk dalam kelompok A atau B, contohnya marmer, pasir, pasir kuarsa, dan lain sebagainya.



Potensi Sumber Daya Tambang Indonesia


Peta Sebaran Bahan Tambang di Indonesia
Peta Sebaran Bahan Tambang di Indonesia



1. Minyak Bumi


Minyak bumi dan gas bumi adalah jenis energi yang banyak digunakan untuk industri, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pasokan minyak mentah akan cukup untuk sekitar 23 tahun lagi. Di Indonesia, sebagian besar produksi minyak dilakukan oleh perusahaan asing dengan perjanjian pembagian hasil. 


Salah satu perusahaan terbesar yang berkontribusi sekitar 40% dari produksi nasional adalah Chevron Pacific Indonesia. Perusahaan lain yang juga berkontribusi dalam industri minyak Indonesia meliputi Pertamina, Total, ConocoPhillips, PetroChina, CNOOC, Medco, BP, Kodeco, dan Exxon Mobil.


Ladang Minyak Banyu Urip di Jawa Timur memiliki cadangan minyak terbesar, yaitu sekitar 450 juta barel, namun belum dimanfaatkan sepenuhnya. Proyek ini dikelola oleh Exxon Mobil dan Pertamina, masing-masing memiliki 45% saham, dan sudah beroperasi sejak tahun 2015. Produksi mencapai puncaknya pada 165.000 barel per hari pada tahun 2016. 


2. Batu Bara


Batu bara adalah bahan bakar yang digunakan untuk berbagai tujuan. Energi dari batu bara digunakan untuk membuat listrik, memasak di rumah, atau untuk pemanasan di industri seperti pembuatan batu bata dan genteng. 


Indonesia adalah salah satu negara terbesar dalam produksi dan memiliki cadangan batu bara di dunia. Meskipun begitu, pemanfaatan batu bara ini belum mencapai potensinya sepenuhnya. Sekitar 20-25% batu bara yang diproduksi di dalam negeri digunakan, sementara sisanya diekspor.


Batu bara adalah hasil tambang penting di Indonesia. Produksi batu bara terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2017, produksi batu bara mencapai 461.087.221 ton, kemudian naik menjadi 557.983.706 ton pada tahun 2018, dan 616.154.054 ton pada tahun 2019.


Pemerintah berusaha mengembangkan penggunaan batu bara di dalam negeri. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 mengenai Pertambangan Mineral dan Batubara mengharuskan agar batubara tidak diekspor dalam bentuk mentah lagi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri dari hasil pertambangan.


Pemerintah telah menyiapkan tujuh rencana untuk mengolah batu bara di dalam negeri, seperti meningkatkan kualitas batu bara, membuat briket, kokas, gasifikasi batu bara termasuk underground coal gasification, dan campuran batubara-air. Undang-Undang tersebut juga mewajibkan penggunaan batu bara secara mandiri oleh perusahaan tambang untuk mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di lokasi tambang.


Salah satu perusahaan di Indonesia yang mengambil langkah dalam mengolah batu bara adalah PT Bukit Asam Tbk. Mereka bekerja sama dengan PT Pertamina dan Air Products and Chemicals, Inc. (USA) untuk mengubah batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Proyek ini berlokasi di Tanjung Enim, Muara Enim, Sumatera Selatan.


Dengan mengubah batu bara menjadi DME melalui proses gasifikasi, nilai batubara meningkat. Proyek ini dimulai pada awal 2021 dan diharapkan pabriknya akan beroperasi pada Triwulan-II tahun 2024. DME dapat digunakan sebagai pengganti LPG yang sering diimpor. Dengan mengolah batubara menjadi DME, harapannya impor LPG dapat dikurangi dan kemandirian energi negara dapat dijaga.


3. Nikel


Nikel adalah sebuah jenis logam yang berkilauan dengan warna putih keperak-perakan. Beberapa sifat penting nikel adalah: 

  1. Keras dan halus permukaannya
  2. Tidak mengalami perubahan saat terkena udara
  3. Tahan terhadap oksidasi
  4. Tetap mempertahankan sifatnya pada suhu ekstrim
  5. Banyak digunakan dalam industri dan aplikasi komersial.


Indonesia memiliki banyak cadangan nikel. Sekitar 30% dari cadangan nikel global ada di Indonesia, yaitu sekitar 21 juta ton. Cadangan ini ditemukan di beberapa lokasi seperti Halmahera Timur, Morowali, Pulau Obi, dan Pulau Gag di Kepulauan Raja Ampat. 


Bijih nikel laterit adalah komoditas umum di industri nikel di Indonesia dan sangat melimpah. Karena kondisi ini, industri baterai untuk kendaraan listrik jenis NCA (nikel kobalt aluminium oksida) dan NMC (nikel mangan kobalt oksida) juga dibangun.


Ada empat badan usaha milik negara, yaitu PLN, Antam, Inalum, dan Pertamina, yang membentuk Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk membantu pemerintah meningkatkan nilai tambah dari komoditas mineral yang lebih strategis. Selain itu, IBC juga terlibat dalam usaha hilirisasi nikel dengan membangun pabrik peleburan feronikel bernama Haltim di Halmahera Timur. Pabrik ini mampu memproduksi 13.500 ton nikel dalam bentuk feronikel setiap tahun.


4. Bijih Besi


Bijih besi adalah salah satu bahan yang sering kita gunakan sehari-hari. Banyak jenis besi yang kita lihat berasal dari proses melebur dan mencampur bijih besi dengan unsur lain. Bijih besi memiliki banyak kegunaan, seperti digunakan sebagai bahan untuk membuat kawat dan baja, juga sebagai bahan dasar untuk lampu jalan dan tiang rambu lalu lintas, serta sebagai bahan untuk membuat besi tempa dan tiang besi.


Indonesia memiliki cadangan bijih besi yang kaya, hal ini karena struktur geologi Indonesia yang sangat kompleks. Cadangan bijih besi tersebar di berbagai Provinsi di Indonesia, dengan jumlah sekitar 1 miliar ton (sekitar 0,49% dari cadangan dunia). 


Tempat-tempat di Indonesia yang menghasilkan bijih besi antara lain Cilacap, Cilegon, pulau Derawan, Pulau Sebuku, Gunung Tegak, Lengkabana, Longkana, dan Pegunungan Verbeek di Sulawesi Tengah.


5. Bauksit


Bauksit adalah mineral yang terdiri dari aluminium oksida dan memiliki warna kuning atau putih. Aluminium ini banyak digunakan dalam industri penerbangan, mobil, dan kapal, yang memanfaatkan bauksit secara besar-besaran. 


Kementerian Perindustrian mendorong perkembangan pengolahan bauksit menjadi alumina. Salah satu daerah yang aktif dalam industri ini adalah Kalimantan Barat. Contohnya, PT Well Harvest Winning di Ketapang, Kalimantan Barat, memiliki fasilitas untuk mengubah bauksit menjadi alumina.


Mengolah bauksit memiliki nilai lebih tinggi daripada menjual bahan mentahnya. Misalnya, dari 6 ton bijih bauksit dengan nilai USD 3,85 per ton (total penjualan USD 23,1), dapat dihasilkan 3 ton bauksit dengan kualitas metallurgical grade (MGB) yang memiliki harga USD 38 per ton (total penjualan USD 114).



Terimakasih sudah menyimak artikel ini sobat. Jika ada pertanyaan ataupun request materi jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar.


Salam hangat sobat geograf.

Potensi Sumber Daya Tambang Indonesia: Minyak Bumi, Batu Bara, Nikel, Biji Besi, Bauksit
4/ 5
Oleh