6 Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim. Ketahui Tiap-Tiap Perannya

6 Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim. Ketahui Tiap-Tiap Perannya

6 Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim. Ketahui Tiap-Tiap Perannya
20 Januari 2023

Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu dan tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah  rata-rata cuaca dalam waktu yang lebih lama yakni 30 tahun. Adapun unsur-unsur atau parameter cuaca dan iklim adalah suhu udara, tekanan udara, angin, kelembapan udara, curah hujan, dan perawanan.


Cuaca adalah keadaan udara pada waktu dan tempat tertentu. Suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembapan udara, curah hujan, dan awan.
Apa itu cuaca?
Apa itu iklim?
Apa saja unsur-unsur cuaca dan iklim?



Definisi Cuaca dan Iklim


Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu dan tempat tertentu, yang bisa berubah dengan cepat. Misalnya, seperti pagi, siang, atau sore, dan bisa berbeda di berbagai tempat dan jam. Di Indonesia, analisis perkiraan cuaca dalam 24 jam disampaikan oleh BMKG.


Sementara itu, iklim adalah rata-rata cuaca dalam waktu yang lebih lama yakni 30 tahun. Terkait wilayah jangkauan iklim, perhitungannya tidak hanya dalam jangkauan yang luas, tetapi juga dalam wilayah yang kecil seperti iklim mikro dan makro.


Perlu sobat ketahui bahwa ilmu yang mempelajari iklim disebut Klimatologi, sedangkan ilmu yang mempelajari cuaca disebut Meteorologi.


Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim


1. Suhu Udara


Suhu atau temperatur udara adalah tingkat panas atau dinginnya udara. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu udara disebut Termometer. Hasil pengukuran temperatur udara diukur dalam skala Celcius (C) atau Fahrenheit (F). Di berbagai tempat di Bumi, suhu udara bisa sangat berbeda. Di daerah dekat garis khatulistiwa, suhu udara lebih panas, sedangkan semakin dekat ke kutub, suhu udara semakin dingin.


Udara menjadi hangat karena terkena sinar matahari. Ketika matahari bersinar, permukaan bumi menerima panas dari sinarnya. Udara akan menerima panas dari permukaan bumi yang dipancarkan kembali dalam bentuk gelombang panjang.


Tidak semua panas dari matahari diserap oleh bumi. Sebagian panas dipantulkan kembali oleh awan sebesar 20%, oleh permukaan bumi sebesar 4%, dan oleh atmosfer yakni 6%. Sebagian panas juga diserap dan disebar oleh molekul udara dan debu yang tersuspensi di atmosfer sebesar 19%.


Perubahan suhu yang paling besar dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni lintang dan ketinggian tempat. Secara umum, suhu akan semakin rendah ketika kita bergerak ke arah kutub, dan suhu juga akan menurun saat kita naik ke tempat yang lebih tinggi.


Banyaknya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.


a). Lamanya Penyinaran Matahari


Ketika matahari bersinar lebih lama dan sinarnya menyinari suatu wilayah, maka suhu di wilayah tersebut akan semakin tinggi. Jika cuacanya cerah sepanjang hari, maka akan terasa lebih panas dibandingkan dengan hari yang berawan sepanjang hari.


b). Sudut Datang Sinar Matahari


Jika matahari menerangi suatu tempat dengan sudut yang hampir tegak lurus, maka tempat tersebut akan lebih hangat dibandingkan jika matahari menerangi dengan sudut yang lebih miring.


Misalnya, di daerah ekuator yang memiliki suhu tinggi, sinar matahari datang hampir tegak sepanjang tahun. Hal ini berarti sinar matahari selalu ada di daerah ekuator, sehingga suhu rata-ratanya relatif stabil sepanjang waktu.


c). Keadaan Permukaan Bumi


Hal-hal yang terkait dengan keadaan permukaan bumi adalah perbedaan warna batuan dan karakteristik dari darat serta laut. Batuan yang berwarna terang lebih cepat memanas dibandingkan dengan batuan berwarna gelap. Daratan lebih cepat memanas dibandingkan laut.


Pemanasan oleh bumi terjadi melalui proses berikut.

  1. Pemanasan langsung terjadi ketika kontak langsung.
  2. Konveksi terjadi ketika udara berpindah.
  3. Turbulensi terjadi ketika udara bergerak tidak teratur dan berputar-putar.
  4. Adveksi terjadi ketika udara pindah secara horizontal atau mendatar.


2. Tekanan Udara


Tekanan udara adalah bobot atau berat dari udara di suatu wilayah. Tekanan ini menunjukkan seberapa kuat tenaga yang digunakan untuk menggerakkan massa udara dalam suatu daerah. Jadi, semakin tinggi dari atas permukaan laut, tekanan udaranya semakin rendah.


Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Tekanan udara diukur dalam satuan bar. 1 bar senilai dengan 1000 millibar (mb). Kita juga bisa menghubungkan tekanan udara dengan atmosfer, di mana 1 atmosfer (1 atm) setara dengan 1.013 bar atau 1013 mb. Pada peta sering ditunjukkan garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan udara yang sama, yang disebut isobar.


Jika suatu daerah menerima banyak panas matahari, udara di daerah tersebut akan lebih ringan dan akan naik. Hal ini menyebabkan tekanan udara menjadi rendah di daerah tersebut. Di tempat lain, mungkin ada tekanan udara yang lebih tinggi, dan hal inilah yang menyebabkan udara bergerak dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan rendah. Pergerakan udara ini disebut angin.


3. Angin


Angin adalah hembusan udara yang sering kita rasakan setiap hari. Secara sederhana, angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain.


Lalu, bagaimana dan mengapa angin bergerak? Angin terjadi ketika ada perbedaan tekanan udara di suatu daerah, yaitu tekanan udara yang tinggi dan rendah. Angin bergerak dari daerah dengan tekanan udara tinggi ke daerah dengan tekanan udara rendah.


Contohnya, pada bulan Desember, matahari berada di Belahan Bumi Selatan yakni di Benua Australia. Sinar matahari membuat udara di Benua Australia menjadi lebih panas, sehingga tekanannya rendah. Di Belahan Bumi Utara seperti Benua Asia, sedang musim dingin sehingga tekanan udara lebih tinggi. Karena perbedaan tekanan ini, angin bergerak dari Benua Asia ke Benua Australia.


Ada tiga hal penting terkait angin, yaitu kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin. Kecepatan angin diukur menggunakan alat yang disebut anemometer. Semakin kencang anginnya, semakin cepat anemometer berputar.


Dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa jenis angin yang kita kenal. Penamaan angin tergantung dari arah datangnya angin tersebut. Misalnya, jika angin datang dari arah gunung, disebut angin gunung, dan jika datang dari arah timur, disebut angin timur.


4. Kelembapan Udara


Kelembapan udara adalah jumlah uap air yang ada di udara. Uap air berasal dari air yang menguap dari permukaan bumi dan tumbuhan, yang disebut dengan istilah evaporasi dan evapotranspirasi. Ketika suhu udara tinggi atau panas, maka ia bisa menampung lebih banyak uap air, dan membuat udara tersebut lebih lembap. Alat untuk mengukur kelembapan udara disebut hygrometer atau psychrometer.


Kelembapan udara dibagi menjadi tiga jenis yakni.


a). Kelembapan Spesifik


Kelembapan spesifik adalah perbandingan banyak uap air yang ada pada udara. Biasanya diukur dalam gram (gram/kg). Sebagai contoh, jika ada 60 gram uap air dalam 1 kg udara, maka kelembapan spesifiknya adalah 60 gram per kilogram udara.


b). Kelembapan Absolut


Kelembapan absolut adalah perbandingan antara jumlah uap air dalam volume udara. Kelembapan absolut diukur dalam gram uap air per liter atau per meter kubik udara. Misalnya, jika ada 30 gram uap air dalam 1 liter udara, maka kelembapan absolutnya adalah 30 gram per liter udara.


c). Kelembapan Relatif


Kelembapan relatif adalah perbandingan antara banyak uap air yang sebenarnya atau aktual dan banyak uap air maksimum yang bisa ditampung oleh volume udara pada suhu yang sama. Kelembapan relatif juga bisa dijelaskan sebagai perbandingan antara tekanan uap air yang sebenarnya dengan tekanan uap maksimum pada suhu udara yang sama.


5. Curah Hujan


Hujan adalah saat air dalam bentuk cair atau padat turun dari langit ke permukaan bumi. Ketika kita melihat peta, garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan jumlah curah hujan yang sama disebut isohyet.


Secara sederhana, hujan dimulai ketika air dari laut dan permukaan tanah menguap karena sinar matahari. Kemudian, uap air ini berkumpul dan membentuk awan. Ketika titik-titik air di awan sudah jenuh atau cukup berat, lalu jatuh ke bumi sebagai hujan.


Untuk mengukur berapa banyak hujan yang turun, digunakan alat bernama rain gauge atau fluviometer. Alat ini berfungsi menampung air hujan dalam wadah seperti panci. Ketika hujan telah selesai, air di wadah dituangkan ke dalam tabung pengukur yang memiliki skala milimeter. Setiap hari, jumlah air yang terkumpul diukur dan dicatat. Dengan demikian, kita dapat mengetahui seberapa besar curah hujan yang turun dalam satu hari, satu bulan, atau satu tahun.


6. Awan


Awan adalah kumpulan titik-titik air atau kristal es di dalam udara yang terjadi karena proses kondensasi atau sublimasi dari uap air yang ada di dalam udara. Sedangkan, awan yang biasa terlihat rendah di permukaan bumi disebut kabut. 


Adapun jenis-jenis awan yakni:


Berdasarkan Bentuknya

  1. Awan Cumulus, yaitu awan dengan bentuk yang bergumpal-gumpal seperti kapas.
  2. Awan Stratus, yaitu awan dengan bentuk yang tipis dan melebar sehingga dapat menutupi langit.
  3. Awan Cirrus, yaitu awan dengan tekstur halus dan berserat, bentuknya seperti bulu burung. 


Berdasarkan Ketinggiannya


a). Awan Tinggi (6000 m–9000 m), awan ini berupa kristal-kristal es.

  1. Cirrus (Ci)
  2. Cirrostratus (Cs)
  3. Cirrocummulus (Ci-Cu)


b). Awan Sedang (2000 m–6000 m).

  1. Altocummulus (A-Cu)
  2. Altostratus (A-St)


c). Awan Rendah (di bawah 200 m).

  1. Stratocummulus (St-Cu)
  2. Stratus (St)
  3. Nimbostratus (No-St)


d). Awan vertikal,ada pada ketinggian 500 m–1500 m.

  1. Cumulus (Cu)
  2. Cumulonimbus (Cu-Ni)


Sekian pembahasan kali ini tentang enam unsur-unsur cuaca dan iklim. Jika ada yang kurang dimengerti silahkan berkomentar di bawah ya sobat!.


Salam hangat geograf muda.

6 Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim. Ketahui Tiap-Tiap Perannya
4/ 5
Oleh