4 Jenis Proses Pembentukan Awan. Simak Penjelasannya
Artikel ini menjelaskan tentang 4 Jenis Proses Pembentukan Awan: Konvektif, Orografis, Frontal, dan Vertikal. Simak penjelasannya. |
Pernahkah kalian menatap langit yang biru dan terpesona dengan awan yang beraneka ragam bentuk?. Awan adalah salah satu keindahan alam yang setiap hari bisa kita nikmati hanya dengan mendongakkan kepala ke langit. Namun, pernahkah kalian bertanya-tanya bagaimana awan tersebut terbentuk?.
Ternyata dibalik pesona dan keanggunannya, awan menyimpan rahasia dari proses kompleks yang terjadi di atmosfer kita. Dalam artikel kali ini, mari kita melangkah bersama membuka tirai rahasia empat proses pembentukan awan.
A. Pengertian Awan dan Komposisinya
Awan adalah kumpulan partikel air maupun kristal es yang terkondensasi di atmosfer bumi. Ingat kembali bahwa awan merupakan bagian dari siklus hidrologi yang menjadi media distribusi air di permukaan bumi. Awan dapat berupa formasi putih, abu-abu, maupun gelap tergantung pada jenis, tinggi dan komposisi partikel di dalamnya. Partikel-partikel tersebut berupa uap air, debu, dan berbagai polutan lainnya.
B. Faktor Utama Pembentukan Awan
Faktor pembentukan awan dibawah ini adalah lima parameter atau unsur-unsur cuaca dan iklim, yakni;
1. Suhu Udara
Kenaikan suhu udara mempengaruhi proses pembentukan awan. Jika suhu udara meningkat, maka uap air akan naik dan mengalami ekspansi secara adibatik.
Penjelasan tentang proses adiabatik silahkan dicek disini: Proses Adiabatik Kering dan Basah: Penentu Stabilitas Atmosfer
2. Intensitas Sinar Matahari
Besarnya radiasi atau paparan sinar matahari yang sampai di bumi, akan meningkatkan suhu permukaan dan atmosfer bumi.
3. Angin
Cepat atau lambatnya angin, akan mempengaruhi pula proses perawanan. Jika angin berhembus dengan cepat maka cepat pula uap air mengalami kondensasi.
4. Kelembapan Udara
Kelembapan udara dipahami sebagai jumlah uap air yang ada pada udara. Jika kandungan uap air pada udara tinggi maka potensi untuk terbentuknya awan hasil dari proses kondensasi juga tinggi.
5. Tekanan Udara
Perbedaan tekanan udara pada daratan dengan atmosfer ataupun antara dua wilayah, mempengaruhi kecepatan angin dalam mendukung proses kondensasi. Semakin besar perbedaan tekanan udaranya, maka semakin cepat pula kecepatan angin yang terbentuk, dan berlaku juga sebaliknya.
C. Proses Pembentukan Awan
Gambar: a. konvektif, b. orografis,
c. konvergensi/vertikal, d. frontal
c. konvergensi/vertikal, d. frontal
1. Pembentukan Awan Konvektif
Pembentukan awan secara konvektif terjadi ketika udara hangat di permukaan bumi naik secara vertikal karena tekanannya yang lebih rendah daripada udara disekitarnya. Ingat kembali bahwa atmosfer memilki kemampuan untuk menstabilkan kondisinya dengan meratakan suhu parsel udara yang ada di lingkungannya.
Penjelasan tentang stabilitas atmosfer di artikel berikut: 3 Kriteria Stabilitas Atmosfer: Stabil, Tidak Stabil, dan Netral
Saat parsel udara naik, suhunya mengalami penurunan yang cepat akibat tekanan udara yang semakin rendah. Proses ini menyebabkan parsel udara mendingin hingga mencapai titik embun dan mengalami prose kondensasi yang selanjutnya berubah menjadi tetes-tetes air. Tetes air inilah yang kemudian bergabung, berkembang dan membentuk awan cumulus yang sering terlihat seperti kapas di langit.
2. Pembentukan Awan Orografis
Pembentukan awan secara orografis terjadi ketika angin yang membawa uap air bertemu dengan topografi penghalang seperti gunung dan dataran tinggi. Ketika angin tersebut hendak menabrak bidang permukaan topografi penghalang tersebut, ia dipaksa naik lebih tinggi sehingga uap air mengalami pendinginan dan terjadi kondensasi.
Pembentukan awan jenis ini seringkali menghasilkan awan lenticularis yang berbentuk topi menyelimuti puncak gunung.
3. Pembentukan Awan Frontal
Pembentukan awan secara frontal terjadi ketika dua massa udara dengan suhu dan kelembapan udara yang berbeda bertemu. Hal ini memaksa massa udara yang lebih hangat untuk naik diatas massa udara dingin lalu kemudian mengalami kondensasi.
Pembentukan awan jenis ini seringkai menghasilkan awan nimbostratus yang merupakan awan hujan.
4. Pembentukan Awan Vertikal
Pembentukan awan secara vertikal kurang lebih sama dengan proses pembentukan secara frontal, yakni akibat dari pertemuan dari dua massa udara yang berbeda suhu dan kelembapan, lalu kemudian massa udara yang lebih hangat naik diatas massa udara dingin dan menyebabkan kondensasi.
Proses ini terjadi dalam skala yang lebih kecil dari pada proses pembentukan secara frontal yang mampu mencakup ratusan kilometer.