Featured Post

Recommended

Penjelasan 10 Konsep Dasar Ilmu Geografi. Apa Saja?

Geografi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari segala kehidupan di atas permukaan bumi. 10 Konsep dasar ilmu geografi, yakni Lokas...

Lengkap! Modul KSM Geografi Terintegrasi

Lengkap! Modul KSM Geografi Terintegrasi

Modul spesial buat Sobat Geografi yang sedang mengikuti KSM Tahun 2024. Modul berisi materi sesuai silabus, dalil ayat dan hadis terkait geografi, soal KSM dan pembahasannya, serta terdapat pula latihan soal dan pembahasannya.

Modul Lengkap! Suplemen KSM Geografi Terintegrasi


Apa itu KSM?

Kompetisi Sains Madrasah (KSM) adalah ajang perlombaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia untuk menguji kemampuan siswa-siswi madrasah dalam berbagai bidang sains. 


KSM diadakan secara bertahap dari tingkat kabupaten hingga nasional dan diikuti oleh siswa-siswi dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari tingkat MI/SD hingga MA/SMA. Dalam KSM tingkat MA/SMA, terdapat enam bidang lomba yakni matematika, fisika, biologi, kimia, ekonomi dan geografi.


Untuk mempersiapkan diri mengikuti KSM, teman-teman dapat mengunduh soal-soal dari berbagai sumber yang tersedia secara online. Soal-soal yang berkualitas akan membantu teman-teman untuk memahami jenis-jenis soal dan agar lebih terbiasa dengan model soal yang akan dihadapi pada saat kompetisi.


Modul Suplemen KSM Geografi Terintegrasi


Modul ditulis oleh Amira Dzighni seorang siswa tingkat akhir SMAS ISLAM ATHIRAH. Modul merupakan hasil dari analisis, pemahaman, dan pemikiran yang penulis dapatkan dari hasil belajar dan penelusuran dalam menekuni bidang geografi selama dua tahun lebih.

Modul terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama adalah materi sesuai silabus beserta dalil Al-Quran dan Hadistnya. Bagian kedua adalah pembahasan beberapa soal KSM terbaru. Bagian ketiga adalah latihan soal serta pembahasannya.


Unduh Modul Suplemen KSM Geografi Terintegrasi di link berikut:

Klik disini

Klik disini

Klik disini


Sekian pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat ya.

Salam hangat sobat geografi.

Modul Kumpulan Ayat Al-Quran dan Hadis Materi Geografi

Modul Kumpulan Ayat Al-Quran dan Hadis Materi Geografi

Modul berisi 185 ayat Al-Quran dan beberapa hadis yang memiliki keterkaitan atau kesamaan materi geografi. Modul diawali dengan identifikasi ayat dan hadis pada soal KSM tingkat kabupaten dari tahun 2018 hingga 2022 dan berlanjut hingga ke identifikasi pada soal tingkat provinsi dan nasional. Pembahasan selanjutnya dilanjutkan dengan ayat-ayat Al-Quran berdasarkan topik yang disusun menurut banyaknya dalil dari masing-masing materi geografi tersebut.


Modul Ayat dan Hadis Geografi


 

Apa itu KSM?

Kompetisi Sains Madrasah (KSM) adalah ajang perlombaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia untuk menguji kemampuan siswa-siswi madrasah dalam berbagai bidang sains. 


KSM diadakan secara bertahap dari tingkat kabupaten hingga nasional dan diikuti oleh siswa-siswi dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari tingkat MI/SD hingga MA/SMA. Dalam KSM tingkat MA/SMA, terdapat enam bidang lomba yakni matematika, fisika, biologi, kimia, ekonomi dan geografi.


Untuk mempersiapkan diri mengikuti KSM, teman-teman dapat mengunduh soal-soal dari berbagai sumber yang tersedia secara online. Soal-soal yang berkualitas akan membantu teman-teman untuk memahami jenis-jenis soal dan agar lebih terbiasa dengan model soal yang akan dihadapi pada saat kompetisi.


Modul Kumpulan Ayat Al-Quran dan Hadis Materi Geografi


Modul berisi 185 ayat Al-Quran dan beberapa hadis yang memiliki keterkaitan atau kesamaan materi geografi. Modul diawali dengan identifikasi ayat dan hadis pada soal KSM tingkat kabupaten dari tahun 2018 hingga 2022 dan berlanjut hingga ke identifikasi pada soal tingkat provinsi dan nasional. Pembahasan selanjutnya dilanjutkan dengan ayat-ayat Al-Quran berdasarkan topik yang disusun menurut banyaknya dalil dari masing-masing materi geografi tersebut.


Penasaran dengan modulnya? klik link dibawah ini.

Klik disini

Klik disini

Klik disini


Sekian pembahasan singkat kali ini. Semoga bermanfaat.

Salam hangat sobat geograf.

Apa Itu Peta: Sejarah, Pengertian, Jenis-Jenis, Cara Membuat, Manfaat dan Tujuan

Apa Itu Peta: Sejarah, Pengertian, Jenis-Jenis, Cara Membuat, Manfaat dan Tujuan

Peta adalah gambaran bidang dengan skala tertentu. Jenis peta terdiri dari 2 yaitu, peta umum dan peta tematik. Cara membuat peta yaitu menentukan lokasi yang akan dipetakan, membuat kerangka peta dasar, menentukan proyeksi dan skala peta, mengumpulkan dan mengelompokkan data sesuai tema dan fungsi peta, menentukan simbol yang merepresentasikan tema dan fungsi peta. Peta bermanfaat untuk memberikan informasi lokasi, lingkungan alam, budaya, sejarah, dan membantu dunia pendidikan.


Pengertian Peta Sejarah Peta Jenis-jenis Peta Cara Membuat Peta Manfaat dan Tujuan Peta
Pengertian Peta
Sejarah Peta
Jenis-jenis Peta
Cara Membuat Peta
Manfaat dan Tujuan Peta


Peta dunia pertama kali dibuat oleh Bangsa Babilonia sekitar 2.300 - 30.000 sebelum masehi. Peta yang diciptakan bangsa ini berbentuk tablet yang dibuat dari bahan tanah liat. Ilmu kartografi di zaman yunani kuno ini berkembang sangat pesat diawali oleh penemuan bangsa Babilonia dan Cina.


Sejarah Peta


Tahukah sobat, bahwa peta pertama dibuat oleh bangsa Babilonia sekitar tahun 2.500 SM. loh!. Peta ini menggambarkan dunia sebagai cakram datar dengan Babilonia di tengahnya. Sekitar tahun 600 SM, bangsa Yunani mulai membuat peta yang lebih akurat. Anaximander dari Miletus membuat peta dunia pertama yang menunjukkan laut dan benua Tetris. 


Lalu siapa yang membuat peta dunia yang lebih detail? Yaps, Ia bernama Herodotus dari Halicarnassus yang membuat peta dunia yang lebih rinci pada tahun 450 SM. Peta ini menunjukkan banyak fitur geografis, termasuk sungai, gunung, dan pulau. Banyak juga ya fitur-fitur nya sobat. 


Masuk pada Abad Pertengahan (500 M - 1500 M), peta dibuat oleh para biarawan dan sarjana. Peta ini seringkali digunakan untuk tujuan keagamaan atau politik. Salah satu peta paling terkenal dari Abad Pertengahan adalah Peta T-O. Peta ini menggambarkan dunia  sebagai bentuk huruf "T" dengan  Yerusalem di tengahnya. 


Pada abad  ke-13, Marco Polo membuat peta  yang menggambarkan perjalanannya ke Cina. Peta ini membantu  memperluas pengetahuan orang Eropa tentang dunia. 


Sekarang  saatnya  masuk ke zaman kita sobat  yaitu Zaman Modern (1700 M - Sekarang). Pada Zaman Modern, peta dibuat oleh para koreografer profesional. Peta digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk  navigasi, perencanaan, dan pendidikan. Pada abad ke-18, John Harrison menemukan kronometer laut. Alat ini memungkinkan pelaut  untuk menentukan garis bujur mereka secara akurat loh sobat.


Pada abad ke-19, fotografer udara mulai digunakan untuk membuat peta. Foto udara memberikan pandangan yang lebih rinci tentang permukaan Bumi dibandingkan dengan peta yang dibuat dengan tangan. Pada abad ke-20, komputer mulai digunakan untuk membuat peta. Komputer dapat digunakan untuk menganalisis data geografis dan membuat peta yang akurat dan terperinci.


Pengertian Peta


Peta adalah representasi grafis dari suatu wilayah atau area tertentu, biasanya digambar pada permukaan datar seperti kertas atau layar komputer. Peta digunakan untuk menunjukkan  lokasi berbagai fitur geografis, seperti sungai, gunung, jalan, dan kota, serta hubungan antara fitur- fitur tersebut.


Peta dapat dibuat dalam berbagai skala, mulai dari skala besar yang menunjukkan area kecil dengan detail yang tinggi, hingga skala kecil yang menunjukkan area yang lebih  luas dengan detail yang lebih rendah. Skala peta biasanya dinyatakan dalam rasio, seperti  1:10.000 atau 1:100.000. Semakin kecil rasio skala, semakin kecil area  yang ditunjukkan pada peta dan semakin tinggi tingkat detailnya. 


Jenis-Jenis Peta


Tahukah sobat, bahwa ternyata ada banyak jenis-jenis peta loh, penasaran? Yuk simak pembahasan di bawah ini 


1. Peta Topografi


Peta yang menggambarkan relief permukaan bumi. Relief adalah perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi. Dalam peta topografi, relief digambar menggunakan garis kontur elevasi (ketinggian). Adapun manfaatnya diantaranya sebagai pendakian gunung, manajemen dan sumber daya alam (SDA).


2. Peta Geologi 


Sarana untuk menggambarkan tubuh dan struktur batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi umumnya digunakan untuk kegiatan eksplorasi mineral, perencanaan pembangunan dan masih banyak lainnya.


3. Peta Iklim 


Peta yang menggambarkan cuaca atau iklim suatu wilayah yang menunjukkan distribusi dan variasi iklim di suatu wilayah. Peta ini menggunakan simbol dan warna untuk menunjukkan suhu, curah hujan, kelembapan, dan angin. Peta iklim ini berguna dalam kegiatan  pertanian, kehutanan, dan perencanaan pembangunan.


4. Peta Tematik (Khusus)


Jenis peta yang dirancang khusus untuk menyajikan informasi tertentu tentang suatu wilayah. Informasi tersebut dapat berupa data statistik, data spasial, atau data lainnya yang relevan dengan tema peta. Peta tematik biasanya digunakan untuk mendukung penelitian, perencanaan, dan pengambilan keputusan.


Adapun ciri-ciri peta tematik antara lain; 

  1. Menggunakan simbol, warna, dan pola untuk menyajikan informasi
  2. Informasi yang disajikan terkait dengan tema tertentu
  3. Skala peta biasanya lebih kecil daripada peta umum
  4. Dilengkapi dengan legenda untuk menjelaskan simbol, warna, dan pola yang digunakan


Adapun Manfaat peta tematik antara lain:

  1. Menyajikan informasi secara visual sehingga lebih mudah dipahami,
  2. Membantu mengidentifikasi pola dan trend dalam data,
  3. Memungkinkan pembuat keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik. 


Contohnya Peta kepadatan penduduk, Peta penggunaan lahan, Peta curah hujan, Peta suhu, Peta sebaran penyakit yang dibuat dari perangkat lunak komputer, seperti ArcGIS, QGIS, dan Google Earth.


Cara Membuat Peta


1. Tentukan Tujuan Peta


Pertama-tama, sobat harus menentukan tujuan peta yang akan dibuat. Apakah peta tersebut akan digunakan untuk navigasi, perencanaan, atau tujuan lainnya?. Tujuan peta akan mempengaruhi jenis data yang perlu dikumpulkan dan cara sobat menyajikannya.


2. Kumpulkan Data


Setelah sobat mengetahui tujuan peta, sobat dapat mulai mengumpulkan data yang diperlukan. Data ini dapat berupa citra satelit, peta topografi, data sensus, atau informasi lainnya yang relevan dengan tujuan peta sobat.


3. Pilih Perangkat Lunak Pemetaan


Ada berbagai perangkat lunak pemetaan yang tersedia, baik yang gratis maupun berbayar. Beberapa perangkat lunak pemetaan yang populer yakni QGIS, ArcMap, dan MapInfo. Pilih perangkat lunak yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keterampilan sobat.


4. Buat Peta Dasar


Peta dasar adalah lapisan peta yang berisi fitur-fitur dasar seperti sungai, jalan, dan batas wilayah. Sobat dapat membuat peta dasar sendiri menggunakan perangkat lunak pemetaan atau mengunduhnya dari internet.


5. Tambahkan Data ke Peta


Setelah sobat memiliki peta dasar, kamu dapat mulai menambahkan data ke peta. Data ini dapat berupa titik, garis, atau polygon. Kamu dapat menambahkan data secara manual atau mengimpornya dari file.


6. Memilih Simbol dan Warna


Pilih simbol dan warna yang sesuai dengan data sobat. Simbol dan warna harus mudah dikenali dan dipahami.


7. Beri Label pada Peta


Beri label pada fitur-fitur penting di peta sobat, seperti kota, jalan, dan sungai. Label harus jelas dan mudah dibaca.


8. Tambahkan Skala dan Legenda


Tambahkan skala ke peta sobat agar pengguna dapat mengetahui jarak antara dua titik di peta. Tambahkan juga legenda untuk menjelaskan simbol dan warna yang digunakan dalam peta kamu yang akan buat.


9. Ekspor Peta


Setelah sobat selesai membuat peta, kamu dapat mengekspornya ke berbagai format file, seperti PDF, JPEG, atau PNG. kamu juga dapat mencetak peta jika diinginkan.


10. Terakhir, Bagikan Peta


Setelah peta selesai dibuat, sobat dapat membagikannya kepada orang lain. Sobat dapat mengunggah peta ke internet atau mengirimkannya melalui email kamu.


Sobat Geografi tahu tidak, ada juga manfaat dan tujuan pembuatan peta loh, kalian penasaran nih? Yuk simak pembahasan materi yang terakhir ini.


Manfaat Peta 


1. Menyediakan Informasi yang Lebih Detail dan Akurat


Peta yang lebih rinci dan jelas memberikan informasi yang lebih detail tentang suatu wilayah, seperti lokasi bangunan, jalan, taman, dan fitur geografis lainnya sobat. Informasi ini dapat membantu pengguna memahami tata letak suatu wilayah dengan lebih baik.


2. Mempermudah Navigasi 


Peta yang lebih rinci dan jelas juga dapat mempermudah navigasi, karena pengguna dapat melihat dengan jelas lokasi mereka saat ini dan rute yang perlu mereka ambil untuk mencapai tujuan mereka. Hal ini sangat berguna bagi pendaki, pengendara sepeda, dan wisatawan yang menjelajahi daerah yang tidak mereka kenal.


3. Membantu Perencanaan Kota dan Pembangunan


Peta yang lebih rinci dan jelas juga dapat membantu perencanaan kota dan pembangunan, karena para perencana dapat menggunakan peta untuk mengidentifikasi area yang cocok untuk pengembangan, merancang tata letak jalan dan infrastruktur, dan membuat keputusan tentang penggunaan lahan.


4. Memfasilitasi Penelitian dan Studi 


Peta yang lebih rinci dan jelas juga dapat memfasilitasi penelitian dan studi, karena para peneliti dapat menggunakan peta untuk menganalisis pola spasial, mengidentifikasi hubungan antara berbagai faktor, dan membuat kesimpulan tentang suatu wilayah.


5. Meningkatkan Keselamatan Publik 


Peta yang lebih rinci dan jelas juga dapat meningkatkan keselamatan publik, karena petugas darurat dapat menggunakan peta untuk menemukan lokasi kecelakaan, kebakaran, dan bencana alam dengan lebih cepat dan mudah.


Tujuan Peta


1. Menyediakan Informasi yang Lebih Akurat 


Tujuan utama dari peta yang lebih rinci dan jelas adalah untuk menyediakan informasi yang lebih akurat tentang suatu wilayah. Peta yang akurat dapat membantu pengguna memahami tata letak suatu wilayah dengan lebih baik, mempermudah navigasi, dan memfasilitasi perencanaan kota dan pembangunan.


2. Meningkatkan Kegunaan Peta 


Peta yang lebih rinci dan jelas juga bertujuan untuk meningkatkan kegunaan peta. Peta yang mudah digunakan dapat membantu pengguna menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan cepat dan mudah, dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti navigasi, perencanaan kota, penelitian, dan keselamatan publik.


3. Memenuhi Kebutuhan Pengguna 


Peta yang lebih rinci dan jelas juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Peta yang dirancang dengan baik dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam, seperti pendaki, pengendara sepeda, wisatawan, perencanaan kota, peneliti, dan petugas darurat.


4. Meningkatkan Kualitas Hidup 


Pada akhirnya, tujuan dari peta yang lebih rinci dan jelas adalah untuk meningkatkan kualitas hidup. Peta yang akurat, mudah digunakan, dan memenuhi kebutuhan pengguna dapat membantu orang untuk hidup lebih aman, lebih produktif, dan lebih sejahtera.


Poros Maritim Indonesia:  Sejarah, Pengertian, 5 Pilar Maritim, Fungsi & Manfaatnya

Poros Maritim Indonesia: Sejarah, Pengertian, 5 Pilar Maritim, Fungsi & Manfaatnya

Poros maritim merupakan sebuah gagasan yang berfungsi menjamin konektivitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim atau kelautan. 5 macam pilar maritim yaitu Budaya Maritim, Pengembang Sumber Daya Kelautan, Pembangunan Infrastruktur, Diplomasi Maritim dan juga Pertahanan Maritim. Manfaat poros maritim yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, memperkuat kedaulatan dan keamanan, meningkatkan pendapatan devisa dan juga memperkuat posisi geostrategis dan geopolitik. Maritim memiliki dua fungsi yakni Fungsi Ekonomi, dan Fungsi Diplomasi.

 

Pengertian Poros Maritim Sejarah Poros Maritim 5 Pilar Poros Maritim Fungsi dan Manfaat Poros Maritim
Pengertian Poros Maritim
Sejarah Poros Maritim
5 Pilar Poros Maritim
Fungsi dan Manfaat Poros Maritim


Sejarah Poros Maritim 


Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, wilayah Indonesia hanya sebatas wilayah Hindia Belanda ditambah dengan Malaka, Borneo Utara, Papua, Timor, dan kepulauan sekelilingnya (berdasarkan pada sidang BPUPKI 11 Juli 1945). Wilayah laut Hindia Belanda yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia hanya hanya selebar 3 mil dari garis pantai. 

Konsep poros maritim Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit loh sobat. Kedua kerajaan tersebut dikenal sebagai kerajaan maritim dan pernah menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara pada masanya. Gagasan Indonesia ternyata sebagai poros maritim kembali mencuat pada tahun 2014 saat Presiden Joko Widodo pertama kali terpilih. Dalam visinya, Presiden Jokowi ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia yang menghubungkan dua samudra yakni Samudera Hindia dan Samudra Pasifik. 

Konsep poros maritim dunia ini kemudian diperkenalkan secara resmi saat KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Asia Timur ke-9 di Myanmar. Melalui konsep poros maritim, Indonesia ingin menjadi kekuatan geopolitik baru di kawasan dengan melakukan diplomasi aktif terkait isu-isu keamanan dan stabilitas kawasan. Indonesia juga ingin menjadi penengah dalam sengketa wilayah seperti di Laut Cina Selatan. Selain itu, Indonesia berupaya menjadi hub-logistik dan perdagangan internasional melalui jalur laut. Sehingga pemerintahan Presiden Jokowi periode kedua (2019-2024), pemerintah terus berupaya mewujudkan poros maritim melalui pembangunan infrastruktur dan diplomasi maritim. 

Poros maritim diharapkan bisa meningkatkan peran Indonesia di kancah regional dan global di masa mendatang. Untuk mewujudkan poros maritim, pemerintah Indonesia mengeluarkan Rencana Aksi Poros Maritim pada Tahun 2015-2019 yang berisi program prioritas pembangunan sektor kelautan. Program utamanya adalah pembangunan 24 pelabuhan baru di seluruh Indonesia. 

Di bidang militer, TNI Angkatan Laut juga terus diperkuat dengan pengadaan kapal perang dan alutsista modern seperti kapal selam, kapal perusak, dan pesawat maritim pengawas. Tujuannya untuk menjaga kedaulatan wilayah perairan Indonesia. TNI-AL juga terlibat patroli dan latihan bersama dengan negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). 

Pada tahun 2022, Presiden Jokowi meresmikan Nusantara Seaport di Kalimantan Utara, salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia. Pelabuhan ini akan menjadi salah satu simpul penting jalur perdagangan global di poros maritim Indonesia bagian utara. Pembangunan poros maritim terus dilanjutkan hingga mendukung visi Indonesia sebagai poros maritim dunia loh Sobat keren banget bukan main ya negara kita.

Pengertian Poros Maritim


Poros maritim Indonesia adalah sebuah visi dari Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Indonesia ingin menjadi pusat perdagangan laut dunia dengan menghubungkan dua Samudera Pasifik dan Samudera Hindia melalui perairan Indonesia. Agar hal ini bisa terwujud, Indonesia juga sedang membangun infrastruktur maritim seperti pelabuhan laut besar dan modern. Jalan tol laut juga sedang dibangun sehingga kapal barang dari berbagai negara bisa mengangkut barang melalui Indonesia. 

Indonesia juga ingin jadi penengah perselisihan laut antar negara di kawasan Asia Pasifik. Dengan poros maritim ini, Indonesia bisa mendapat banyak manfaat seperti pendapatan dari pelabuhan laut internasional, industri perkapalan yang tumbuh pesat, dan memperkuat diplomasi Indonesia agar semakin disegani di dunia. Visi ini penting untuk memajukan perekonomian Indonesia lewat laut dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Macam-Macam Pilar Maritim 


Halo Sobat Geografi, ternyata poros maritim ada 5 macam pilar loh, kalian penasaran nih? Yuk simak pembahasan ini. 

1. Budaya Maritim


Salah satu pilar dari poros maritim Indonesia adalah revitalisasi atau menghidupkan kembali budaya bahari yang dimiliki Indonesia loh Sobat. Budaya bahari ini penting untuk dilestarikan agar generasi penerus tetap mencintai dan bangga dengan laut.  
Budaya bahari Indonesia sangat kaya dari Sabang sampai Merauke. Contohnya yaitu tradisi masyarakat Bajo di Sulawesi dan Nusa Tenggara yang hidup nomaden mengikuti musim ikan di laut. Ada juga upacara adat "Nelayan" di beberapa daerah seperti Bugis dan Batak. Selain itu, Indonesia juga memiliki warisan kapal tradisional seperti pinisi, leti-leti, jengking, jukung, dan kwalaha. Kapal-kapal tradisional ini dibuat dengan kearifan lokal turun temurun. Sayangnya, banyak yang hampir punah karena kalah saing dengan transportasi modern. 

Contoh upaya revitalisasi budaya bahari antara lain dengan membangun kembali galangan kapal tradisional, menghidupkan kembali festival bahari daerah, dan melestarikan museum kapal tradisional. Di beberapa sekolah, juga diajarkan muatan lokal bahari sehingga generasi muda lebih paham. 

Pilar budaya maritim sangat penting untuk memperkuat jati diri anak bangsa Indonesia sebagai negara bahari. Kebudayaan bahari yang kental akan membuat Indonesia semakin pantas menjadi poros maritim dunia. Keren banget gak sih negara Indonesia kita kaya akan kekayaan alam sehingga mendapatkan banyak julukan yaitu Negara Maritim.

2. Pengembangan Sumber Daya Kelautan


Salah satu pilar utama poros maritim Indonesia adalah pengembangan dan pemanfaatan sumber daya kelautan secara optimal dan berkelanjutan. Indonesia memiliki potensi kelautan yang sangat besar untuk dikembangkan. Contoh sumber daya kelautan yang dikembangkan yaitu perikanan tangkap, perikanan budidaya, pariwisata bahari, industri pengolahan ikan, tambang bawah laut, panas bumi laut, dan lain sebagainya. 

Sektor kelautan ini memiliki prospek ekonomi yang cerah bagi Indonesia. Untuk mengembangkan sektor ini, pemerintah membangun cold storage dan fasilitas pendukung hasil tangkapan di pelabuhan perikanan. Selain itu juga membangun kawasan wisata bahari dan marina untuk kapal pesiar memancing investasi asing. 

Dari sisi regulasi, pemerintah menerbitkan kebijakan insentif perpajakan untuk investor kelautan. Penegakan hukum juga dilakukan terhadap praktik illegal fishing yang merugikan nelayan lokal. Dengan pengembangan sektor kelautan yang tepat guna dan ramah lingkungan diharapkan kontribusinya terhadap PDB (produk domestik bruto) Indonesia bisa terus meningkat. Pengembangan sumber daya kelautan ini menjadi salah satu kunci mewujudkan poros maritim dunia.

3. Pembangunan Infrastruktur

 
Pembangunan infrastruktur maritim menjadi pilar utama poros maritim Indonesia loh sobat. Infrastruktur kelautan sendiri yang memadai sangat dibutuhkan untuk menunjang connectivity dan mobilitas logistik global melalui laut. Contoh infrastruktur maritim strategis yang tengah dibangun antara lain pelabuhan internasional seperti Pelabuhan Patimban di Subang dan Pelabuhan Kalbut di Kalimantan Utara. Kedua pelabuhan besar ini dilengkapi fasilitas modern.

Selain pelabuhan, pemerintah juga membangun jembatan ambang, underpass, dan jalan tol laut. Proyek jalan tol laut ini menghubungkan pulau-pulau besar di Indonesia agar distribusi logistik lancar melalui perairan. Contoh lain infrastruktur maritim yang dibutuhkan adalah stasiun pengisian bahan bakar, dermaga kapal pesiar, fringe port, dan galangan kapal yang tersebar merata di wilayah Indonesia. 

Dengan infrastruktur maritim yang bagus, arus pergerakan barang dan orang lewat laut akan semakin efisien. Sehingga Indonesia bisa menjadi global maritime fulcrum yang menghubungkan dunia. Keren kan sobat. 

4. Diplomasi Maritim 


Diplomasi maritim menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dikarenakan diplomasi maritim bertujuan memperkuat posisi Indonesia di kancah regional maupun global. Contoh diplomasi maritim yang dilakukan Indonesia antara lain menjalin kerja sama bilateral dengan berbagai negara mitra maritim seperti India, Korea Selatan, dan Norwegia dalam bidang kelautan dan perikanan. 

Indonesia juga aktif dalam organisasi regional seperti IORA (Indian Ocean Rim Association) untuk memajukan hubungan maritim kawasan Samudera Hindia dan meningkatkan perdagangan internasional melalui lautan Hindia. 

Selain itu, Indonesia berperan menjadi mediator atau penengah dalam sengketa Laut Tiongkok Selatan. Dengan diplomasi maritim, Indonesia ingin agar Laut Cina Selatan menjadi kawasan damai. Dengan demikian, diplomasi maritim Indonesia terus diperkuat agar hubungan laut dengan mitra internasional semakin erat, yang pada akhirnya mendukung mewujudkan poros maritim dunia juga.

5. Pertahanan Maritim


Ternyata Pertahanan maritim menjadi salah satu pilar utama poros maritim Indonesia. Pertahanan maritim dimaksudkan untuk menjaga kedaulatan wilayah Indonesia di perairan dari berbagai ancaman. Contoh upaya yang dilakukan dalam pertahanan maritim yaitu dengan memodernisasi alutsista TNI Angkatan Laut, seperti kapal perang, kapal selam, pesawat maritim dan senjata rudal anti kapal. 

Alutsista modern penting agar Indonesia disegani dan dihormati di laut internasional. Selain itu, TNI-AL juga meningkatkan kekuatan armada dengan membangun pangkalan armada di Natuna dan Morotai serta melakukan patroli rutin di perbatasan Indonesia untuk mencegah pelanggaran wilayah oleh kapal asing. TNI- AL juga melatih personel untuk meningkatkan profesionalisme dan melakukan latihan bersama dengan negara ASEAN. 

Kerja sama pertahanan dilakukan untuk memerangi kejahatan lintas negara di laut. Dengan pertahanan maritim yang kuat, Indonesia bisa menjaga wilayah lautnya dengan baik sehingga poros maritim tetap aman dan kondusif untuk perdagangan internasional melalui laut. 

Fungsi Poros Maritim


1. Fungsi Ekonomi 


Salah satu fungsi utama dari poros maritim Indonesia adalah fungsi ekonomi, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi Indonesia melalui optimalisasi sektor kelautan. Potensi kelautan Indonesia yang besar dapat dimanfaatkan dengan baik. Contoh pemanfaatan fungsi ekonomi misalnya dengan mengembangkan kawasan pariwisata bahari di Bali, Lombok, Wakatobi hingga Raja Ampat. 

Selain itu juga membuka peluang investasi pada sektor perikanan tangkap, budidaya laut, industri perkapalan, pelabuhan dan sektor maritim lainnya. Apabila dikelola dengan maksimal, kontribusi kelautan terhadap PDB (produk domestik bruto) nasional bisa mencapai 30-40% bahkan bisa sampai 52% loh sobat. Itu sebabnya poros maritim berperan strategis buat meningkatkan kemakmuran rakyat lewat lautan.

2. Fungsi Diplomasi 


Salah satu fungsi strategis poros maritim Indonesia adalah diplomasi maritim. Dengan diplomasi, Indonesia ingin meningkatkan peran dan pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik lewat kerja sama bilateral dan multilateral. Contoh diplomasi maritim yang dilakukan antara lain dengan menjalin kemitraan dengan India dan Australia dalam patroli keamanan di Samudra Hindia. Selain itu, Indonesia juga menjadi penengah sengketa Laut China Selatan agar tetap terjaga stabilitas kawasannya. 

Dengan diplomasi maritim yang masih aktif hingga saat ini loh Sobat, Indonesia bisa menempatkan dirinya sebagai kekuatan baru dan kunci stabilitas keamanan di Asia Pasifik. Hal ini penting dalam mewujudkan cita-cita poros maritim dunia dengan berperan sebagai global maritime fulcrum.


Lembaga Penyedia dan Pemanfaatan Data Cuaca-Iklim di Indonesia

Lembaga Penyedia dan Pemanfaatan Data Cuaca-Iklim di Indonesia

Data cuaca dan iklim dapat diakses sekaligus dimanfaatkan melalui beberapa lembaga di Indonesia. Lembaga penyedia informasi ini di antaranya LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), dan BIG (Badan Informasi Geospasial).

 


Lembaga Penyedia dan Pemanfaatan Data Cuaca-Iklim di Indonesia
Lembaga yang menyediakan data atmosfer?
Badan yang memberikan informasi tentang cuaca?
Apa itu BMKG?
Apa saja tugas dan fungsi BMKG?


Prakiraan cuaca dan iklim yang akan berlangsung hari ini, besok, atau beberapa bulan ke depan, bukan semata-mata timbul begitu saja. Akan tetapi, ada lembaga yang menganalisis terhadap keadaan geologis bumi sehingga bisa muncul prakiraan itu. 


Berdasarkan catatan BMKG, data cuaca dan iklim ternyata berbeda. Data cuaca didefinisikan sebagai penjelasan mengenai kondisi atmosfer secara real time atau saat ini. Didapatkan melalui pengamatan, pengukuran setiap waktu, lalu dianalisis di Stasiun Pengamatan Cuaca. 


Sedangkan, data iklim dijelaskan sebagai data cuaca yang tidak digunakan untuk hari itu, melainkan untuk jangka waktu minggu dan bulan berikutnya. Pencarian data ini dilakukan dengan analisis data cuaca selama beberapa hari, kecenderungan itu bisa digunakan untuk mencari data iklim hingga jangka waktu ke depan. 


Lantas, apa saja lembaga yang mengurus hal itu dan bagaimana penjelasannya?



1. LAPAN 


Lembaga penyedia data iklim dan cuaca yang satu ini dibentuk pada 27 November 1963 melalui Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963. Kedudukannya disebut sebagai lembaga pemerintah non-kementerian. 


Tugas utama yang dimiliki oleh lembaga yang melakukan pemanfaatan data iklim itu ialah meneliti dan mengembangkan kedirgantaraan negara. Selain itu, penyelenggaraan keantariksaan sejalan dengan Peraturan Perundang-Undangan (Perpu). 


Melalui laman resminya, LAPAN menyebutkan fungsinya sebagai penyusun kebijakan nasional mengenai penelitian dan pengembangan yang menyinggung soal ilmu antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, serta pemanfaatan penginderaan jauh. 


Setelah menerapkan kebijakan, maka fungsi berikutnya adalah melaksanakan serta mengawasi kegiatan yang telah direncanakan. Terakhir, akan dilakukan distribusi informasi mengenai hasil penelitian dan pengembangan sesuai kebijakan.



2. BMKG 


Nama lembaga ini sebagai Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika baru diresmikan pada 2008, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008. Sebelumnya, nama Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) ini adalah BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika), sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 Tahun 2002. 


Tugas utama BMKG adalah menjalankan beberapa aturan dalam perundang-undangan terkait meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. Lalu, terdapat juga fungsi yang dilakukan agar bisa menyempurnakan tugasnya. 


Dimulai dari merumuskan kebijakan nasional terkait meteorologi, klimatologi, dan geofisika, lembaga ini melakukan perencanaan serta membuat program untuk menerapkannya. Lalu, diadakan pengawasan agar tidak terjadi sebuah kesalahan dalam menganalisis data. Selain itu, BMKG juga berfungsi sebagai pemberi informasi kepada khalayak umum terkait tiga aspek utama yang telah disebutkan.



3. BIG 


Sama seperti dua lembaga sebelumnya, berdasarkan Bab 1 Pasal 1 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011, BIG adalah LPND yang dipimpin oleh seorang ketua dan bertanggung jawab pada Presiden RI. Resmi lahir pada 27 Desember 2011, tepat ketika peraturan itu dikeluarkan. 


Lembaga ini diberikan tugas untuk menjalankan tugas pemerintah terkait geospasial. Fungsi LPND ini tertulis dalam Pasal 2 Perpres No. 94 Tahun 2011. 


Pertama, merumuskan dan mengendalikan kebijakan mengenai informasi geospasial. Lalu, dilanjutkan dengan penyelenggaraannya melalui program hingga akhirnya data yang dikumpulkan bisa menjadi konsumsi publik sebagai bentuk pemanfaatannya. 

Apa itu Hidrologi? Proses dan 3 Jenis Siklusnya

Apa itu Hidrologi? Proses dan 3 Jenis Siklusnya

Hidrologi adalah ilmu yang membahas kehadiran dan pergerakan air di bumi. Enam tahapan proses hidrologi yakni Evaporasi, Transpirasi, Evapotranspirasi, Sublimasi, Kondensasi, dan Presipitasi. Siklus hidrologi dibagi menjadi Siklus Pendek, Siklus Sedang, dan Siklus Panjang.



Pengertian Hidrologi, Proses, dan 3 Jenis Siklusnya
Siklus hidrologi dibagi menjadi 3 sebutkan apa saja?
Apa saja proses hidrologi?
Apa siklus hidrologi dan sebutkan jenisnya?
Apa siklus hidrologi dan jelaskan prosesnya?



Hidrologi mempelajari siklus perjalanan air, mulai dari penguapan di permukaan bumi sampai kembali lagi menjadi air yang menguap. 


Hidrologi adalah ilmu yang membahas kehadiran dan pergerakan air di bumi. Di dalamnya mencakup pergerakan, distribusi, dan kualitas air. Ilmu ini menjadi cabang dari ilmu geografi dan telah dipelajari semenjak tahun 1608 masehi. 


Secara definisi, siklus hidrologi adalah ilmu yang mengkaji siklus air di semua tahapannya yang meliputi proses evaporasi, kondensasi uap air, presipitasi, dan penyebaran air di permukaan bumi, penyerapan air di dalam tanah, hingga terjadi kembali proses daur ulangnya. 


Menurut jurnal online Trisakti.ac.id, dalam siklus hidrologi terjadi penggantian total (replacement) air dalam kurun waktu tertentu. 


Misalnya pada air tawar, selalu mengalami siklus ini. Waktu yang diperlukan untuk penggantian total air yaitu: air sungai sekitar 18-20 tahun, penggantian uap air di atmosfer sekitar 12 hari, dan penggantian air tanah sampai ratusan tahun. 


Hidrologi akan mengalami serangkaian proses. Proses ini akan berbeda tergantung dari jenis siklusnya. Setidaknya ada enam proses dalam hidrologi. 



1. Evaporasi


Proses evaporasi adalah tahap penguapan air permukaan yang terjadi dari air di sungai, danau, laut, atau di mana pun di bumi. Penguapan terjadi lantaran menguap oleh teriknya paparan sinar matahari. 



2. Transpirasi


Pada transpirasi, terjadi penguapan air dari tubuh makhluk hidup terutama tumbuhan dan hewan. Cara kerjanya sama dengan evaporasi secara umum, hanya yang membedakan yaitu sumber penguapannya. 



3. Evapotranspirasi


Proses Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan transpirasi. Pada tahap ini menjadi sangat berpengaruh pada siklus hidrologi terkait jumlah air yang nantinya terangkut. 



4. Sublimasi


Dalam sublimasi terjadi perubahan molekul cair ke gas yang menuju atmosfer. Kejadian ini terutama pada penguapan es di kutub atau gunung yang tidak melalui proses pencairan. 



5. Kondensasi


Dalam kondensasi, uap air yang menuju ke atas menjadi bentuk partikel es. Partikel es lalu membentuk awan dan menjadi berwarna hitam jika jumlahnya semakin banyak. 



6. Presipitasi


Di tahap presipitasi, partikel es di awan mencair karena suhu meningkat. Lalu, terjadilah hujan dengan jatuhnya butiran air menuju permukaan bumi. Pada hujan salju atau hujan es, presipitasi terjadi di suhu kurang dari 0 derajat Celcius. 


Sementara itu, mengutip dari laman Pemprov Banten, terkait durasinya, siklus hidrologi dapat dibagi menjadi siklus pendek, siklus sedang, dan siklus panjang. 



1. Siklus Pendek 


Pada siklus pendek, air laut berubah menjadi uap karena panas matahari. Kemudian, terjadi kondensasi membentuk awan dan turun sebagai hujan di permukaan laut. 



2. Siklus Sedang


Siklus sedang paling sering terjadi di daerah beriklim tropis. Air laut akan menguap menjadi gas menuju atmosfer. 


Selanjutnya, uap mengalami kondensasi dan mengumpul sebagai awan. Dari awan hitam, partikel es mencair dan jatuh menjadi hujan di permukaan bumi. Airnya lalu menuju sungai ke laut, dan proses siklus air dimulai kembali. 



3. Siklus Panjang


Dalam siklus panjang, terjadi penguapan pada air laut menjadi gas akibat panas matahari. Uap air ini lalu melewati proses kondensasi, membentuk awan dengan kristal es, kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk salju. 


Salju akan membentuk gletser yang mencair dan menuju ke aliran sungai. Dari sungai, menuju laut dan proses siklus dimulai lagi dari awal.

Apa Saja Karakteristik Lapisan-lapisan Bumi?

Apa Saja Karakteristik Lapisan-lapisan Bumi?

Bumi terdiri dari beberapa lapisan seperti kerak, mantel, inti luar, dan inti dalam. lapisan bumi tersebut diidentifikasi dengan bantuan teknologi seismologi. Penentuan karakteristik lapisan bumi melibatkan pengukuran perubahan kecepatan gelombang suara dari gempa bumi, serta analisis karakteristik mineral di berbagai kedalaman.



Karakteristik Lapisan Bumi: Kerak, Mantel, Inti Luar, dan Inti Dalam
Apa yang dimaksud karakteristik lapisan Bumi?
Apa karakteristik lapisan litosfer?
Apa saja karakteristik mantel Bumi?
Bagaimana penyusun lapisan inti luar bumi?



Para ahli menjelaskan, bahwa bumi seperti bawang bombay yang terbentuk dari banyak lapisan. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada saat ini memungkinkan manusia untuk mendeteksi berapa banyak lapisan-lapisan dalam bumi. Secara berurutan, lapisan-lapisan tersebut terdiri atas kerak, mantel, inti luar, dan inti dalam. 


Dilansir dari Phys, lapisan-lapisan bumi dapat dideteksi dengan aktivitas seismologi. Deteksi dengan metode ini melibatkan pengukuran gelombang suara yang dihasilkan oleh aktivitas gempa bumi. 


Perubahan kecepatan seismik menyebabkan penyimpangan gelombang cahaya atau refraksi. Kondisi ini kemudian dihitung sesuai dengan Hukum Snell untuk menentukan perbedaan massa jenis. 


Selain itu lapisan-lapisan bumi juga dibedakan berdasarkan karakteristik mineral di tiap kedalaman. Umumnya, lapisan-lapisan terdalam bumi cenderung lebih cair dibanding lapisan luar. Ini dipengaruhi oleh perbedaan suhu dan tekanan yang besar. 


Perbedaan suhu dan tekanan ini disebabkan oleh energi panas yang tersisa saat pembentukan awal planet, peluruhan unsur radioaktif, dan pembekuan inti dalam akibat tekanan. 


Berikut karakteristik lapisan-lapisan bumi dan penjelasannya, 



1. Lapisan Kerak 


Kerak merupakan lapisan terluar dari bumi, dengan ketebalan sekitar 5 hingga 70 kilometer. Lapisan ini baru muncul 100 juta tahun setelah bumi terbentuk. 


Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu bumi mengalami proses peleburan yang menyebabkan zat yang padat tenggelam ke tengah sementara bahan yang lebih cair akan berpindah ke bagian luar. Zat yang berada disisi luar kemudian membentuk kerak bumi. 


Dalam studi yang dipublikasikan oleh Universitas Riau (UNRI) kerak bumi terbentuk atas tiga jenis batuan utama, yaitu batuan beku, metamorf, dan sedimen. Meskipun kerak membentuk seluruh permukaan bumi (termasuk benua dan samudera), lapisan ini hanya membentuk 1 persen dari seluruh volume bumi. 



2. Lapisan Mantel 


Mantel terdiri atas dua bagian, yaitu mantel atas dan mantel bawah. Menurut Phys, lapisan ini membentuk 84 persen volume bumi. Mantel atas, membentuk litosfer dan kerak bumi yang membentang di kedalaman 7 hingga 450 kilometer. 


Kemudian zona transisi di kedalaman 410 hingga 660 kilometer, lalu lapisan mantel bawah yang terletak di kedalaman 660 hingga 2.891 kilometer. 


Lapisan ini merupakan lapisan yang terdapat aktivitas tektonik atau pergerakan lempeng. Aktivitas ini bertanggung jawab atas pergeseran benua, gempa bumi, pembentukan rantai pegunungan, dan sejumlah proses geologi lainnya. 


Lapisan mantel tersusun atas besi dan nikel. Suhu lapisan ini juga tinggi, yaitu sekitar 500° hingga 900° Celcius pada mantel atas, dan 4.000° Celcius pada mantel bawah. 



3. Inti Luar 


Berdasarkan penyelidikan seismik, bagian inti bumi memiliki struktur yang cair. Lapisan inti luar diprediksi memiliki kepadatan yang jauh lebih tinggi daripada mantel atau kerak, berkisar antara 9.900 dan 12.200 kg/m3. 


Inti luar memiliki ketebalan 2.300 kilometer, dengan radius kurang lebih 3.400 kilometer. Inti luar dibentuk oleh besi, nikel, dan sejumlah elemen ringan. Diperkirakan, lapisan ini memiliki suhu 4.030° hingga 5.730° Celcius. 



4. Inti Dalam 


Lapisan inti dalam memiliki komposisi yang sama dengan inti luar, tetapi lebih padat. Inti dalam memiliki radius seluas 1.200 kilometer atau sekitar 70 persen dari jari-jari bulan. 


Suhu inti dalam diperkirakan sekitar 5.400° Celsius. Meski suhu inti dalam tinggi, tetapi tekanan lingkungannya juga tinggi, yaitu sekitar 330 hingga 360 gigapascal. Hal ini yang menyebabkan besi dan logam lainnya tidak meleleh dan cenderung memadat pada lapisan ini. 


Dilansir dari Live Science, inti dalam bumi diperkirakan mengembang sebesar 1 milimeter setiap tahun. Peneliti memperkirakan hal ini disebabkan karena inti dalam tidak dapat melarutkan jumlah elemen cahaya yang sama dengan inti luar. 


Akibatnya, besi cair membentuk, membeku dan mengkristal pada batas inti dalam. Sementara, cairan sisa yang mengandung lebih banyak unsur ringan mengapung dan membantu dorongan konveksi ke inti luar. Pertumbuhan inti dalam bumi ini dipercaya dapat mempengaruhi medan magnet bumi melalui aksi dinamo.

Apa itu Ketahanan Pangan? Pilar dan Strategi Pemerintah Indonesia

Apa itu Ketahanan Pangan? Pilar dan Strategi Pemerintah Indonesia

Ketahanan pangan adalah tersedianya bahan pangan yang cukup, sehat, beragam, dan bergizi untuk setiap orang atau keluarga. Tiga pilar ketahanan pangan, yakni Pilar Ketersediaan, Pilar Aksesbilitas, dan Pilar Konsumsi atau Pemanfaatan Pangan.



Pengertian Ketahanan Pangan, Pilar dan Strategi Pemerintah Indonesia
Apa saja pilar ketahanan pangan?
Apa yang dimaksud dengan 4 pilar ketahanan pangan?
Bagaimana ketahanan pangan di Indonesia saat ini?



UU No. 18/2012 tentang Pangan menjelaskan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. 


Di tingkat Internasional, ketahanan pangan tak dapat luput dari Deklarasi Roma pada tahun 1996 yang mana pada deklarasi tersebut Kepala Negara dan Pemerintah berkumpul di KTT Pangan Dunia atas undangan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, menegaskan kembali hak setiap orang untuk memiliki akses pada makanan yang aman dan bergizi, sesuai dengan hak atas kecukupan pangan dan hak dasar setiap orang untuk bebas dari kelaparan. 


Untuk mewujudkan ketahanan pangan, ada tiga pilar penting yang harus diperhatikan, berikut menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 13 No. 1 Juli 2012: 



1. Pilar Ketersediaan 


Ketersediaan yang dimaksud adalah ketersediaan fisik pangan di seluruh wilayah Indonesia yang diperoleh baik itu dari hasil produksi domestik, impor, atau perdagangan, maupun bantuan pangan. Ketersediaan pangan dapat dihitung pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten, atau tingkat masyarakat. 



2. Pilar Aksesibilitas 


Akses yang dimaksud adalah kemampuan seluruh rumah tangga di Indonesia untuk memperoleh cukup pangan, baik yang berasal dari produksi sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman, dan bantuan pangan maupun kombinasi diantara kelimanya. Ketersediaan pangan di suatu daerah mungkin saja mencukupi, tapi hal ini tidak menjamin seluruh rumah tangga mendapatkan akses pangan yang memadai dan beragam. 



3. Pilar Konsumsi atau Pemanfaatan Pangan 


Pada pilar ini yang dimaksud adalah penggunaan pangan oleh seluruh rumah tangga dan kemampuan masing-masing individu untuk mengkonsumsi pangan dan menyerap zat gizi. 


Pemanfaatan pangan juga meliputi cara penyimpanan, pengolahan, dan penyiapan makanan termasuk penggunaan air selama proses pengolahannya serta kondisi kebersihan, distribusi makanan dalam rumah tangga sesuai kebutuhan masing-masing individu (pertumbuhan, kehamilan, menyusui, dan lain-lain), dan status kesehatan masing-masing anggota rumah tangga.

Apa Dampak Rotasi Bumi Terhadap Kehidupan di Bumi?

Apa Dampak Rotasi Bumi Terhadap Kehidupan di Bumi?

Rotasi bumi adalah proses yang memengaruhi terjadinya siang-malam, cuaca, sirkulasi angin, dan medan magnet. Rotasi bumi dipengaruhi oleh pembentukan awal tata surya, interaksi dengan bulan, dan jika tiba-tiba berhenti, maka akan menyebabkan kerusakan hebat. Sementara jika rotasi melambat maka akan mengubah iklim dan suhu secara drastis dan menghilangkan perlindungan medan magnet bumi.



Dampak Rotasi Bumi Terhadap Kehidupan di Bumi
Peristiwa yang terjadi akibat rotasi dan revolusi bumi?
Apa dampak apa saja dampak rotasi bumi?
Apa yang menyebabkan terjadinya rotasi bumi?


Setiap planet di tata surya mengalami rotasi, begitu pula bumi. Bagi bumi, rotasi merupakan salah satu proses yang membuat planet ini bersahabat dengan kehidupan. Rotasi bumi terjadi dalam 24 jam dengan kecepatan 1.500 kilometer per jam. 


Kecepatan ini sama dengan mobil yang melaju dengan kecepatan 88 kilometer per jam untuk menempuh jarak 5 centimeter. Sumbu bumi membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan, sehingga butuh waktu 24 jam atau satu hari untuk membuat satu putaran penuh. Lama rotasi bumi dapat dihitung menggunakan jam atom. 



Mengapa bumi berotasi? 


Dilansir dari Space Place, rotasi tiap-tiap planet di tata surya berkaitan dengan proses pembentukannya. Diperkirakan sekitar lima miliar tahun lalu, tata surya masih berupa awan debu dan gas yang amat luas. Awan dan gas tersebut perlahan-lahan membentuk cakram raksasa yang berputar semakin cepat seiring berjalannya waktu. 


Kemudian, matahari mulai terbentuk di tengah cakram tersebut. Sisa gas dan debu di putaran cakram lalu mengumpul dan membentuk planet, bulan, asteroid, dan komet yang mengorbit ke matahari. Komponen kosmik ini kemudian saling bertabrakan, menempel, dan memutar satu sama lain. Benda dengan gravitasi yang besar akan menangkap benda yang lebih kecil di orbit, seperti yang terjadi pada bumi dan bulan. 


Para ahli percaya bahwa di masa pembentukannya, bulan merupakan benda kosmik seukuran Planet Mars hingga akhirnya bertabrakan dengan bumi. Tabrakan tersebut, selain meruntuhkan sebagian material bulan, menyebabkan bumi berputar dengan cepat. Kala itu, satu hari di bumi sama dengan 6 jam. 


Saat bumi berputar, tarikan bulan menyebabkan lautan di bumi mengalami pasang surut. Kemudian gesekan antara pasang surut dan bumi yang berputar, menyebabkan rotasi sedikit melambat. Saat rotasi bumi mulai melambat, bulan perlahan-lahan menjauh. 



Apa dampak rotasi bumi? 


Kehidupan siang dan malam bukanlah satu-satunya dampak dari rotasi bumi, tetapi juga suhu dan cuaca. Menurut National Geography saat bumi berotasi ada dua hal yang terjadi, satu sisi terkena sinar matahari dan sisi lainnya terkena bayangan. 


Peristiwa ini yang kita sebut dengan siang dan malam. Peristiwa ini berpengaruh besar terhadap cuaca di bumi. Jika bumi tidak berotasi, separuh bumi akan mengalami panas dan cerah, dan sebagian lainnya akan membeku dan gelap. Hal ini dapat berdampak pada produksi makanan hingga kesehatan manusia. 


Rotasi bumi juga berdampak pada angin, gelombang, dan arus air laut secara global. Dilansir dari situs resmi National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) ini karena rotasi bumi memungkinkan sirkulasi udara dibelokkan ke kanan di belahan bumi Utara dan ke kiri di belahan bumi Selatan. 


Belokan ini disebut efek Coriolis. Hal ini penting untuk keberlangsungan kehidupan di bumi, salah satunya untuk pemanfaatan energi. 


Selain itu, rotasi bumi berdampak pada medan magnet bumi. NASA mencatat bahwa magnet bumi dihasilkan oleh efek dinamo yang melibatkan proses rotasi. Efek ini mempengaruhi sejumlah peristiwa seperti Aurora (cahaya kutub utara) dan sabuk radiasi Van Allen. Radiasi ini melindungi bumi dari sinar kosmik dan partikel berenergi tinggi lainnya. 



Apa yang terjadi bila bumi berhenti berotasi? 


Para ahli mencatat ini rotasi bumi mungkin berhenti dalam beberapa miliar tahun mendatang. Jika bumi berhenti berputar tiba-tiba, atmosfer akan tetap bergerak dengan kecepatan rotasi asli bumi, yaitu 1.770,2 kilometer per jam di ekuator. Jika hal ini terjadi, maka apapun yang ada di atas permukaan bumi termasuk pohon, bangunan, hingga lapisan tanah, akan porak poranda tersapu oleh atmosfer. 


Namun, situasi akan berbeda apabila bumi berhenti berotasi secara bertahap dalam waktu miliaran tahun. Jika periode rotasi melambat menjadi 1 rotasi setiap 365 hari, bumi akan mengalami kondisi yang disebut sinkron matahari. Kondisi ini menyebabkan bumi mengalami siang atau malam permanen sepanjang tahun. 


Jika berhenti berotasi sepenuhnya maka bumi akan mengalami siang dan malam masing-masing selama setengah tahun. Siang dan malam hari dalam waktu 6 bulan akan mengubah pola sirkulasi angin atmosfer, yang mengacaukan iklim yang ada saat ini. Suhu bumi akan meningkat dan menurun secara ekstrim yang dapat membahayakan kehidupan. 


Selain itu, medan magnet tidak akan lagi beregenerasi yang kemudian membusuk dan tidak berfungsi. Ini artinya tidak ada lagi sabuk radiasi Van Allen yang melindungi bumi dari partikel kosmik berbahaya.

4 Teori Struktur Kota: Konsentris, Sektoral, Inti Ganda, dan Ketinggian Bangunan

4 Teori Struktur Kota: Konsentris, Sektoral, Inti Ganda, dan Ketinggian Bangunan

Kota adalah daerah pemusatan penduduk dengan mayoritas bekerja di luar sektor pertanian, serta hubungan yang rasional, ekonomis, dan individualistis. Kota memiliki empat jenis pola perkembangan yakni, pola sentralisasi, desentralisasi, nukleasi, dan segregasi. Terdapat empat teori terkait struktur kota, yakni Teori Konsentris, Teori Sektoral, Teori Inti Ganda, dan Teori Ketinggian Bangunan.



Teori Struktur Kota: Konsentris, Sektoral, Inti Ganda, dan Ketinggian Bangunan
Jelaskan apa yang dimaksud dengan struktur kota?
Sebutkan 4 pola keruangan kota apa saja?
Apa yang dimaksud dengan pola keruangan kota?
Bagaimana pola kota menurut teori konsentris?



Pengertian Kota


Pengertian kota yang umumnya digunakan di Indonesia adalah suatu tempat di mana penduduk berkumpul dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah sekitarnya, karena terjadi pemusatan kegiatan yang terkait dengan aktivitas atau kehidupan penduduknya.


Dalam perumusan lain yang sering digunakan di Indonesia, seperti yang disebutkan dalam Modul Perencanaan Kota yang diterbitkan oleh UT, kota didefinisikan sebagai wilayah permukiman dengan jumlah penduduk yang relatif besar, tetapi memiliki luas wilayah terbatas. Wilayah ini biasanya tidak bersifat pertanian, memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, dan menjadi tempat tinggal bagi sekelompok orang dalam kawasan geografis tertentu yang cenderung memiliki pola hubungan yang rasional, ekonomis, dan individualistis.


Menurut Kamus Pengembangan Wilayah yang diterbitkan oleh Kementerian PUPR pada tahun 2016, pengertian kota adalah daerah pemusatan penduduk dengan kepadatan tinggi dan fasilitas modern. Mayoritas penduduknya bekerja di luar sektor pertanian, dan wilayah ini cenderung memiliki pola hubungan yang rasional, ekonomis, dan individualistis.


Sumber yang sama juga mendefinisikan istilah "perkotaan" sebagai wilayah yang memiliki aktivitas utama bukan pertanian, dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal, pemusatan dan distribusi pelayanan pemerintahan, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi.


Selama ini, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli mengenai definisi "kota" (city) dan "perkotaan" (urban). Kedua istilah ini sering dibandingkan dengan "desa" (village) dan "pedesaan" (rural).


Menurut Muhammad Nuh dan Suhartono Winoto dalam buku "Kebijakan Pembangunan Perkotaan" (2017:7), rumusan pengertian kota dapat dibagi menjadi dua kelompok:


Pertama, kota dilihat dari definisi umum sebagai daerah terbangun yang didominasi oleh penggunaan lahan untuk kegiatan non-pertanian, dengan jumlah penduduk yang tinggi dan intensitas pemakaian tanah yang tinggi. Definisi ini menekankan bahwa kota berfungsi sebagai tempat bagi kegiatan non-pertanian, tempat tinggal banyak penduduk, serta pusat aktivitas ekonomi dan pelayanan jasa.


Kedua, definisi kota dikaitkan secara khusus dengan administrasi pemerintahan. Dalam konteks ini, kota dimaknai sebagai bentuk pemerintahan daerah di mana mayoritas wilayahnya merupakan kawasan perkotaan.


Definisi pertama lebih umum digunakan dalam studi geografi dan perencanaan kota karena lebih jelas dalam membedakan wilayah mana yang dapat disebut sebagai kota dan yang bukan, atau sebagai desa.


Kota menjadi objek kajian penting dalam ilmu geografi karena wilayah perkotaan dapat berkembang dengan cepat dan memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan banyak penduduk yang tinggal di dalamnya. Salah satu aspek yang dipelajari dalam geografi adalah pola keruangan kota.



Pola Keruangan Kota


Kota pada umumnya bukanlah wilayah yang benar-benar sudah menjadi kawasan perkotaan sejak awal dibangun. Biasanya, wilayah kota semula berupa kawasan perdesaan yang kemudian berkembang secara bertahap menjadi makin ramai, padat penduduk dan tambah lengkap fasilitasnya, serta akhirnya berubah menjadi perkotaan.


Merujuk publikasi LPPM UNY (2012) bertajuk "Pola Keruangan Desa dan Kota," keberadaan berbagai fasilitas dan beragam aktivitas di perkotaan kemudian membentuk struktur ruang kota yang khas. Struktur ruang kota itu berbeda dari yang ada di desa, dan juga bisa berbeda antar-kota.


Struktur ruang kota merujuk pada semua elemen di sebuah kota, termasuk bentang alam (seperti bukit, gunung, sungai, dan lain-lain) maupun bangunan buatan manusia (seperti gedung, permukiman, fasilitas industri, dan sarana transportasi) di permukaan bumi.


Struktur ruang kota biasanya memiliki bentuk dan pola tertentu sesuai dengan perkembangan masing-masing kawasan perkotaan. Sebagai contoh, di Pulau Jawa, kota-kota biasanya memiliki pusat yang terdiri dari alun-alun, masjid agung, kantor pemerintahan, pusat pertokoan, pasar besar, dan rumah sakit. Hal ini tentu berbeda dengan negara-negara lain atau sebagian kota di luar Jawa.


Pola keruangan kota juga dapat mencerminkan skema perkembangan wilayahnya. Menurut modul Geografi XII KD 3.2 dan 4.2 (2020) dari Kemdikbud, terdapat setidaknya empat pola perkembangan ruang kota yang sering terjadi.


Keempat pola perkembangan ruang kota tersebut adalah sebagai berikut:


  1. Pola sentralisasi, yang terjadi ketika kegiatan di kota cenderung berkumpul di satu wilayah utama.
  2. Pola desentralisasi, yang terjadi ketika kegiatan di kota cenderung menjauhi pusat atau inti wilayah utama.
  3. Pola nukleasi, yang menyerupai pola sentralisasi, tetapi dalam skala yang lebih kecil. Dalam pola nukleasi, inti kegiatan kota masih berada di wilayah utama.
  4. Pola segregasi, yang ditandai dengan sebaran kegiatan kota yang terpisah berdasarkan situasi sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain.


Struktur keruangan kota juga bisa dianalisis dengan berbagai teori atau pendekatan, termasuk teori konsentris, teori inti ganda, teori sektoral, dan teori ketinggian bangunan. Berikut adalah penjelasannya.



Teori Struktur Keruangan Kota

 

1. Teori Konsentris (Ernest W. Burgess)


Teori konsentris dikembangkan oleh Ernest Watson Burgess (1886-1966), seorang sosiolog dari Amerika Serikat yang mendalami juga perkembangan kota. Teori konsentris ini muncul dari studi yang dilakukan oleh Burgess terhadap ruang kota Chicago, AS.


Dalam teori konsentris, kawasan kota berkembang dan menunjukkan pola penggunaan lahan yang bersifat konsentris. Menurut Burgess, sebuah kota akan berkembang membentuk lima zona konsentris, dan setiap zona yang muncul akan mencerminkan pola penggunaan lahan tertentu.


Adapun perincian 5 zona kota menurut teori konsentris adalah sebagai berikut:


a. Daerah Pusat Kegiatan (Central Business District)


Zona ini adalah pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Oleh karena itu, zona ini memiliki banyak fasilitas utama untuk kegiatan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Jaringan transportasi kota juga berpusat di zona ini, yang mengakibatkan zona pusat kegiatan memiliki aksesibilitas yang tinggi.


Biasanya, di zona pusat kegiatan terdapat gedung-gedung pemerintahan, pusat perbelanjaan besar, bangunan perkantoran yang tinggi (gedung pencakar langit), bank, hotel, restoran, stasiun, dan lain-lain.


b. Zona Peralihan (Transition Zone)


Zona ini banyak dihuni oleh golongan penduduk berpenghasilan rendah dan migran yang baru datang atau belum lama melakukan urbanisasi dari desa. Oleh karena itu, zona ini berkembang menjadi kawasan padat penduduk.


Aktivitas perdagangan dan industri di Zona Pusat Kegiatan yang terus meningkat mendorong permukiman murah bergeser ke zona kedua ini. Zona ini juga mengalami penurunan kualitas lingkungan permukiman yang terus-menerus. Karena itu, di zona kedua ini, sering muncul daerah permukiman kumuh (slums area), dan banyak penduduknya yang miskin.


c. Zona Kelas Rendah (Zone of Low Status)


Perumahan di zona ketiga ini umumnya lebih baik dan sudah teratur. Mayoritas penghuni zona ketiga adalah bekas penghuni zona kedua yang bekerja sebagai pekerja pabrik, karyawan, dan sejenisnya.


Keberadaan permukiman pekerja berpenghasilan rendah di zona ketiga ini ditandai dengan banyaknya rumah kecil maupun rumah susun sederhana yang dihuni oleh keluarga besar. Kondisi permukiman di zona ketiga lebih baik dibandingkan dengan zona kedua, meskipun mayoritas penduduknya berada dalam kategori menengah ke bawah.


d. Zona Kelas Menengah (Zone of Middle Status)


Kawasan ini dihuni oleh kelas menengah yang terdiri dari pekerja profesional, pemilik usaha, pengusaha, pegawai dengan penghasilan menengah ke atas, dan sejenisnya. Perumahan penduduk di zona ini berupa rumah pribadi yang cukup besar dan tertata rapi. Biasanya, terdapat pusat perbelanjaan kecil untuk memenuhi kebutuhan warga yang ada di zona keempat ini.


Mengingat status ekonomi penduduknya sudah menengah-atas, kompleks perumahan di zona keempat ini sudah dibangun dengan perencanaan yang baik, teratur, nyaman, dan fasilitas yang memadai.


e. Zona Kelas Tinggi (Zone of High Status)


Zona kelima ini berupa kawasan yang sudah memasuki daerah belakang kota (hinterland) atau batas desa-kota. Penduduk yang bekerja di kota tetapi tinggal di pinggiran kota merupakan penghuni zona ini.


Zona kelima ini merupakan bagian terluar dari kota dan merupakan kawasan perumahan mewah. Lapisan ini hanya ditempati oleh mereka yang memiliki kendaraan pribadi sehingga dapat pulang-pergi ke tempat kerja di pusat kota. Zona ini berkembang sebagai kawasan yang memicu tumbuhnya kota-kota satelit.



2. Teori Inti Ganda (Harris-Ullman)


Teori inti ganda dikembangkan pertama kali oleh C.D. Harris dan F.L. Ullmann (1945). Mereka beranggapan bahwa struktur ruang kota tidak tumbuh dalam ekspresi keruangan yang memiliki satu pusat kegiatan. Sebaliknya, struktur ini terbentuk secara terus-menerus sehingga muncul beberapa pusat kegiatan baru di kota yang saling terpisah.


Menurut teori inti ganda, struktur ruang kota tidak memiliki urutan yang teratur, berbeda dengan teori konsentris yang menganggap struktur ruang kota sudah tertata rapi. Teori inti ganda menganggap sangat mungkin tercipta beberapa titik pusat pertumbuhan baru di suatu kota.


Maka itu, teori inti ganda menganggap ada beberapa inti kota dalam suatu wilayah perkotaan, misalnya kompleks pusat pemerintahan, pelabuhan, kompleks kegiatan ekonomi (pasar dan mal), dan lain-lain, yang muncul tidak di satu area yang tergabung.


Struktur ruang kota menurut teori inti ganda adalah sebagai berikut:


  1. Pusat Kota atau CBD
  2. Kawasan Niaga dan Industri Ringan
  3. Kawasan Murbawisma atau Permukiman Kualitas Rendah
  4. Kawasan Madyawisma atau Permukiman Kualitas Sedang
  5. Kawasan Adiwisma atau Tempat Tinggal Kualitas Tinggi
  6. Pusat Industri Berat
  7. Pusat Niaga atau Perbelanjaan Lain di Pinggir Kota
  8. Upakota (Sub-urban) untuk Kawasan Madyawisma dan Adiwisma
  9. Upakota (Sub-urban) untuk Kawasan Industri.



3. Teori Sektoral (Homer Hoyt)


Teori sektoral atau sektoral dikemukakan oleh Homer Hoyt, seorang ahli ekonomi dari Amerika Serikat yang dikenal sebagai perintis kajian perencanaan, penggunaan lahan, serta zonasi ekonomi.


Menurut teori sektoral, struktur ruang kota berkembang karena adanya sektor-sektor yang membentuk sejumlah lingkaran konsentris. CBD atau pusat ekonomi masih berada di pusat kota, tetapi bagian-bagian lainnya berkembang menurut sektor-sektor yang berbentuk seperti irisan kue tart.


Perkembangan seperti ini dapat terjadi karena ada pengaruh faktor geografis alami maupun buatan, seperti bentuk lahan, pengembangan jalan, serta penyediaan sarana komunikasi dan transportasi. Teori sektoral membagi wilayah kota menjadi lima bagian, yaitu sebagai berikut:


  1. Daerah Pusat Kota atau CBD, terdiri atas pusat ekonomi, sosial, pemerintahan, dan budaya.
  2. Zona Wholesale Light Manufacturing yang terdiri atas industri kecil dan perdagangan.
  3. Zona Permukiman Kelas Rendah yang menjadi tempat tinggal pekerja industri di kota dengan penghasilan kecil.
  4. Zona Permukiman Kelas Menengah yang ditinggali oleh penduduk kota dengan penghasilan tinggi.
  5. Zona Permukiman Kelas Tinggi, yaitu permukiman golongan kelas atas di kota.



4. Teori Ketinggian Bangunan (Bergell)


Teori ketinggian bangunan dikembangkan oleh Bergell (1955). Bergell berpendapat bahwa ketinggian bangunan di wilayah kota perlu diperhatikan untuk menganalisis struktur keruangannya.


Variabel ketinggian bangunan perlu menjadi perhatian di kota-kota negara maju, karena berkaitan dengan hak setiap warga kota untuk mendapatkan kehidupan yang nyaman.


Teori ini berkaitan dengan pengaturan ketinggian bangunan dalam hubungannya dengan penggunaan lahan. Hal ini berguna untuk mencegah kesemrawutan dalam tata ruang kota.

Penjelasan 10 Konsep Dasar Ilmu Geografi. Apa Saja?

Penjelasan 10 Konsep Dasar Ilmu Geografi. Apa Saja?

Geografi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari segala kehidupan di atas permukaan bumi. 10 Konsep dasar ilmu geografi, yakni Lokasi, Jarak, Keterjangkauan, Morfologi, Aglomerasi, Pola, Interaksi-Interdependensi, Nilai Kegunaan, Diferensiasi Area, dan Keterkaitan Keruangan.



10 Konsep Dasar Ilmu Geografi
Apa saja konsep konsep dasar dalam geografi?
Apa maksud konsep keterjangkauan dalam geografi?
Apa yang dimaksud dengan morfologi dalam geografi?


Geografi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari segala kehidupan di atas permukaan bumi. Ilmu geografi memiliki 10 konsep dasar integral beserta penjelasannya. Apa saja 10 konsep dasar geografi itu? 


Menurut Bintarto seperti dikutip dari Modul Belajar Geografi karya Hendro Murtianto, geografi merupakan ilmu yang mengkaji bumi serta segala aspek yang ada di atasnya, mulai dari flora, fauna, iklim, udara, dan juga segala interaksinya. 


Dari kajian ini, ilmu geografi dapat diaplikasikan ke berbagai bidang yang berkaitan dengan kehidupan bumi dan menyangkut ruang. 


Dikutip dari situs web SIMAK Universitas Indonesia (UI), pengetahuan dari ilmu geografi menghasilkan wawasan konseptual, pola pikir, dan kemampuan aplikatif yang bisa digunakan untuk mengerjakan sesuatu. 


Di antaranya adalah perencanaan dan pengembangan wilayah, pengelolaan lingkungan, kehutanan, pertambangan, energi, industri, transportasi, perbankan, manajemen, pemasaran, pendidikan, dan lain-lain. 


Untuk bisa berpikir dengan cara geografis, seseorang harus mempelajari 10 konsep dasar ilmu geografi, yaitu lokasi, jarak, keterjangkauan, morfologi, aglomerasi, pola, interaksi-interdependensi, nilai kegunaan, diferensiasi area, dan keterkaitan keruangan. 


Berikut ini 10 konsep dasar geografi dan penjelasannya: 


1. Lokasi 


Sebuah konsep untuk mengkaji letak objek tertentu di permukaan bumi. Lokasi didefinisikan sebagai titik absolut sesuatu. Sebagai contoh, negara Indonesia yang terletak di 6o LU – 11o LS dan 95o BT – 141o BT. Bukan hanya negara yang dapat dijadikan objek, bisa gunung, sungai, danau, atau lainnya. 


2. Jarak 


Konsep jarak sebenarnya masih berkaitan dengan lokasi, namun dinyatakan melalui nominal ukuran garis lurus ke lokasi lainnya serta bisa diukur dengan menggunakan peta. Dengan kata lain, seberapa jauh lokasi satu dengan lokasi lainnya yang dihitung menggunakan nominal melalui peta. Contohnya, jarak Jakarta-Surabaya. 


3. Keterjangkauan 


Pada konsep keterjangkauan, ada sebuah hubungan antara kondisi suatu wilayah atau titik di permukaan bumi dengan sarana transportasi untuk menuju ke sana. Contoh konsep keterjangkauan, hutan yang tidak bisa diakses oleh mobil sehingga orang yang ingin ke sana harus berjalan kaki untuk bisa menjangkaunya. 


4. Morfologi 


Dari kata morfo yang merupakan "bentuk", konsep morfologi menganalisis tentang bentuk tinggi dan rendahnya wilayah dari permukaan bumi yang diakibatkan oleh hasil pergerakan unsur endogen maupun eksogen bumi. Contoh konsep ini terdapat pada perbedaan wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang sangat kontras.


5. Aglomerasi 


Konsep aglomerasi mengenalkan terkait persebaran penduduk maupun fenomena lainnya yang sifatnya menganalisis suatu kelompok pada sebuah wilayah kecil. Dari konsep ini, seseorang yang belajar geografi akan dapat memahami bagaimana sebuah kelompok dapat menyebar di suatu wilayah tertentu. Nantinya, hal ini bisa disajikan dalam bentuk peta yang menggambarkan persebaran tersebut. 


6. Pola 


Melalui konsep pola, pelajaran mengenai bentuk, susunan, serta fenomena persebaran seluruh aspek di atas muka bumi dapat dikaji. Kajian tentang konsep pola berhubungan dengan apa yang terjadi di atas permukaan bumi melalui siklus tertentu. Misalnya air yang selalu berputar melalui hujan dan menjadi air kembali serta bergerak ke sungai dan menuju laut. 


7. Interaksi-Interdependensi 


Konsep interaksi dan interpendensi menjelaskan sebuah kegiatan yang memiliki hubungan sebab akibat serta saling mempengaruhi antara objek, baik itu manusia maupun fenomena lainnya di atas bumi. Contoh kasusnya yakni penebangan pohon secara liar yang bisa mengakibatkan tanah longsor. 


8. Nilai Kegunaan 


Konsep nilai kegunaan menekankan sebuah keuntungan yang dapat dimiliki oleh masyarakat pada suatu wilayah. Contohnya adalah ketika seorang nelayan tinggal di daerah pesisir, maka ia membutuhkan perahu dan kail atau jaring untuk mencari ikan, bukan pacul yang digunakan untuk mengolah sawah. 


9. Diferensiasi Area 


Konsep diferensiasi area menggambarkan perbedaan antara area atau wilayah yang satu dengan lainnya. Contoh konsep ini dapat dilihat dari masyarakat yang tinggal di pesisir dan pegunungan. Warga pesisir bekerja sebagai nelayan, sedangkan warga pegunungan biasanya bekerja di kebun atau ladang. 


10. Keterkaitan Keruangan 


Konsep keterkaitan keruangan menjelaskan mengenai sebuah fenomena yang terjadi di sebuah wilayah, dan fenomena tersebut juga berdampak pada wilayah yang lain.Contoh: kebakaran hutan yang terjadi di Riau. Wilayah di sekitarnya juga merasakan dampaknya, semisal asap yang bahkan sampai ke negara tetangga. 

Potensi Geografis Indonesia untuk Ketahanan Pangan Nasional

Potensi Geografis Indonesia untuk Ketahanan Pangan Nasional

Ketahanan pangan dan hak atas pangan adalah bagian dari hak asasi manusia. Ketersediaan pangan yang cukup dan berkualitas adalah aspek penting dalam menjaga stabilitas sosial, ekonomi, dan politik. Empat faktor penting yang memengaruhi ketahanan pangan di Indonesia, yakni lahan, iklim, teknologi, dan infrastruktur.


Potensi Geografis Indonesia untuk Ketahanan Pangan Nasional
Kondisi geografis untuk ketahanan pangan Indonesia
Apa potensi geografi yang dimiliki Indonesia?
Apa itu ketahanan pangan geografi?
Apakah ketahanan pangan berkaitan ketahanan nasional?


Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah pangan, dan hak atas pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia. Oleh karena itu, keberadaan ketahanan pangan suatu negara sangat penting untuk memastikan kebutuhan pangan setiap warganya terpenuhi.


Pentingnya pangan dalam kehidupan suatu bangsa tidak bisa diabaikan. Ketidaksesuaian antara ketersediaan pangan dan kebutuhan dapat memicu ketidakstabilan ekonomi, sosial, dan politik. Ketahanan pangan yang rendah dapat mengancam stabilitas nasional.


Menurut Undang-Undang No 18 Tahun 2012 tentang pangan, ketahanan pangan adalah "kondisi di mana pangan tersedia dalam jumlah yang cukup, memiliki kualitas yang baik, aman, beragam, bergizi, merata, terjangkau, dan sesuai dengan nilai-nilai budaya masyarakat, sehingga setiap individu dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan."


Menurut modul ajar Geografi dari Kemendikbud, definisi ketahanan pangan telah berkembang sejak Conference of Food and Agriculture pada tahun 1943. Definisi ini mencakup aspek ketersediaan, aksesibilitas, konsumsi pangan, dan dampaknya pada kesehatan dan produktivitas individu serta rumah tangga.


Perlu diperjelas bahwa ketahanan pangan berbeda dengan konsep swasembada pangan. Menurut FAO pada tahun 1999, suatu negara dianggap swasembada jika mereka mampu memproduksi hingga 90% dari kebutuhan pangan nasional mereka. Swasembada berarti negara dapat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri, bahkan dengan potensi untuk mengekspor ke negara lain.


Sementara itu, ketahanan pangan lebih fokus pada upaya pemenuhan kebutuhan pangan, termasuk melalui impor. Indonesia memiliki potensi geografis untuk mencapai ketahanan pangan nasional dengan dukungan sumber daya alam, teknologi, dan infrastruktur yang memadai.


Potensi geografis Indonesia dalam mendukung ketahanan pangan melibatkan beberapa faktor kunci:


  1. Lahan: Ketersediaan lahan yang cukup untuk pertanian sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pangan suatu negara.
  2. Iklim dan Cuaca: Kondisi iklim dan cuaca memengaruhi produksi pangan. Tanaman dan hewan memerlukan kondisi iklim tertentu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
  3. Teknologi: Penggunaan teknologi dalam pertanian dan pengolahan pangan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas pangan.
  4. Infrastruktur: Infrastruktur yang baik, terutama di negara kepulauan seperti Indonesia, membantu dalam distribusi dan konektivitas yang efisien dalam penyediaan sumber daya pangan.


Tantangan ketahanan pangan juga muncul dari faktor sosial, geografis, dan kultural, yang mempengaruhi kemampuan adaptasi manusia terhadap perubahan lingkungan. Menurut Indeks Ketahanan Pangan yang dirilis oleh BKP Kementerian Pertanian tahun 2019, wilayah Indonesia bagian barat dan tengah memiliki tingkat ketahanan pangan yang lebih baik dibandingkan dengan wilayah timur. 

Kota: Pengertian, Elemen, Klasifikasi, dan Stadia Perkembangan

Kota: Pengertian, Elemen, Klasifikasi, dan Stadia Perkembangan

Kawasan perkotaan adalah wilayah dengan aktivitas utama bukan pertanian, dengan fungsi utama mencakup pemukiman, distribusi layanan pemerintah, pelayanan sosial, dan aktivitas ekonomi. Kota memiliki elemen utama: manusia, alam, ruang, jaringan, dan masyarakat.



Pengertian, Elemen, Klasifikasi, dan Stadia Perkembangan Kota
Apa karakteristik kota?
Apa itu klasifikasi kota?
Klasifikasi kota berdasarkan tingkat perkembangan?
Apa yang dimaksud dengan perkembangan kota?


Pengertian Kota dan Perkotaan



Pengertian kota secara umum merujuk pada suatu wilayah dengan aktivitas ekonomi yang bukan bersifat agraris, fasilitas publik yang lengkap, serta dihuni oleh jumlah penduduk yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah pedesaan. Perlu diperhatikan bahwa konsep wilayah perkotaan memiliki perbedaan mendasar yang layak untuk dikaji. Meskipun begitu, jika kita melihat dari perspektif pembentukannya, kota merupakan hasil dari evolusi wilayah pedesaan.


Kamus Tata Ruang memberikan definisi kota sebagai wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah sekitarnya. Hal ini terjadi akibat adanya pemusatan aktivitas fungsional yang berkaitan dengan penduduk.


  • Menurut Bintarto, kota merupakan sebuah sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai oleh tingginya kepadatan penduduk serta keragaman sosial ekonomi yang bersifat materialistis.
  • Menurut Harris dan Ullman, kota adalah pusat bagi pemukiman dan pemanfaatan ruang bumi yang diorganisir oleh manusia dengan cermat. Kota ditandai oleh pertumbuhan wilayah yang cepat dan meluas.
  • Menurut Weber, kota adalah suatu wilayah tempat tinggal yang dicirikan oleh kemampuan masyarakatnya untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal.


Dari definisi-definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa kota adalah wilayah yang berfungsi sebagai pusat pemukiman dan aktivitas ekonomi bagi masyarakat yang memiliki keunggulan sumber daya manusia. Kota memiliki kapasitas untuk memberikan peluang yang lebih besar daripada wilayah pedesaan. Karenanya, tak heran jika banyak penduduk pedesaan yang memutuskan untuk berpindah ke kota dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup mereka.


Selain kota, terdapat juga istilah "perkotaan" yang merujuk pada suatu kawasan pemukiman yang mencakup kota utama dan daerah sekitar dengan batas administratif yang dipengaruhi oleh kota utama tersebut. Kawasan perkotaan juga berfungsi sebagai pusat aktivitas ekonomi, industri, distribusi layanan pemerintahan, serta pelayanan sosial. 


Kawasan perkotaan adalah wilayah dengan aktivitas utama yang bukan pertanian, dengan fungsi-fungsi utamanya mencakup pemukiman, distribusi layanan pemerintah, pelayanan sosial, dan aktivitas ekonomi.



Karakteristik Perkotaan



Kawasan perkotaan memiliki ciri khas geografis yang unik, ditandai dengan pola perkembangan yang didominasi oleh struktur bangunan, tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, dan proporsi lahan yang terbatas. Masyarakat perkotaan secara umum cenderung menunjukkan sifat individualis, kosmopolitan, dan pola interaksi sosial yang terkadang tersegmentasi.


Variasi dalam aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan cenderung beragam, mencakup sektor-sektor ekonomi non-agraris yang beragam. Selain sebagai tempat tinggal, perkotaan juga berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi seperti pasar, pusat pelayanan, pusat pemerintahan, pusat militer, pusat kegiatan keagamaan, dan pusat pendidikan. Masyarakat yang mendiami perkotaan memiliki latar belakang ekonomi, suku, dan budaya yang beragam.



Elemen Perkotaan



Sebuah kota merupakan hasil dari sejumlah elemen penting yang secara bersama membentuk dan menggerakkan dinamika perkotaan. Kelima elemen utama yang membentuk struktur kota adalah manusia, alam, ruang, jaringan, dan masyarakat. Mari kita bahas lebih rinci masing-masing komponen kota ini:


1. Manusia


Sumber daya manusia adalah motor penggerak utama dari kemajuan sebuah kota. Kualitas tenaga kerja kota menjadi faktor kunci yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kota. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, kota dapat menjadi pusat pembangunan yang berkelanjutan.


2. Alam


Sumber daya alam seperti tanah, kekayaan alam, dan kondisi iklim berperan penting dalam membentuk karakter suatu kota. Faktor-faktor tersebut, termasuk hasil pertanian, sumber daya tambang, dan hasil laut, memengaruhi pertumbuhan ekonomi kota. Keberlimpahan sumber daya alam dapat menjadi dorongan besar bagi industri kota.


3. Ruang


Ruang fisik adalah tempat di mana seluruh aktivitas kota berlangsung. Oleh karena itu, perencanaan tata ruang yang efektif menjadi kunci dalam pengembangan kota. Tata ruang mengatur struktur fisik dan menjadi panduan dalam menangani isu-isu dan tantangan perkotaan.


4. Jaringan


Jaringan infrastruktur seperti jalan, transportasi, air bersih, sanitasi, energi, komunikasi, pendidikan, kesehatan, dan perdagangan adalah elemen kunci yang memastikan fungsi kota agar dapat berjalan lancar. Dengan adanya infrastruktur, dapat membantu menciptakan lingkungan permukiman dan usaha yang optimal sesuai dengan kebutuhan kota.


5. Masyarakat


Masyarakat kota telah banyak memiliki perubahan jika dibandingkan dengan pedesaan. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan jelas dan nyata sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar..



Klasifikasi Kota



1. Klasifikasi kota berdasarkan jumlah populasi dan permukiman


Klasifikasi wilayah kota berdasarkan pertumbuhan populasi dan permukiman di dalamnya terbagi menjadi 15 kelompok. Wilayah kota dalam teori Doxiadis dapat diuraikan sebagai berikut.


• Dwelling group : 40 jiwa.

• Small neighborhood : 250 jiwa.

• Neighborhood : 1.500 jiwa.

• Small town : 9.000 jiwa.

• Town : 50.000 jiwa.

• Large city : 300.000 jiwa.

• Metropolis : 2.000.000 jiwa.

• Conurbation : 14.000.000 jiwa.

• Megalopolis : 100.000.000 jiwa.

• Urban region : 700.000.000 jiwa.

• Urban continent : 5.000.000.000 jiwa.

• Ecumenepolis : 30.000.000.000 jiwa.


2. Klasifikasi kota berdasarkan keberadaan pusat pelayanan (retail)


Klasifikasi kota berdasarkan keberadaan pusat pelayanan (retail) dapat dibagi menjadi tiga kategori, sebagaimana dijelaskan oleh Sinulingga (2005):


a. Kota Monosentris


Kota Monosentris adalah jenis kota yang masih dalam tahap perkembangan awal, dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit, dan hanya memiliki satu pusat pelayanan yang juga berfungsi sebagai Central Business District (CBD).

 

Contoh kota monosentris adalah ibu kota kecamatan yang umumnya hanya memiliki satu pusat pelayanan untuk berbagai kegiatan.


b. Kota Polisentris


Jenis Kota Polisentris sudah mengalami perkembangan lebih lanjut, sehingga memerlukan lebih dari satu pusat pelayanan. Jumlah pusat pelayanannya bergantung pada jumlah penduduk yang tinggal di kota tersebut. 


Contoh kota polisentris meliputi kota-kota di daerah dan ibu kota kabupaten, yang memiliki lebih dari satu pusat pelayanan.


c. Kota Metropolitan


Kota metropolitan adalah kota besar yang dikelilingi oleh kota-kota satelit yang terletak cukup jauh dari urban fringe kota tersebut. Meskipun terpisah secara geografis, kota-kota ini bekerja bersama sebagai satu sistem dalam menyediakan pelayanan bagi penduduk di wilayah metropolitan tersebut. 


Jakarta dan Surabaya adalah contoh kota metropolitan yang terhubung dengan kota-kota satelit di sekitarnya.



Stadia Perkembangan Kota



Kota adalah entitas spasial yang muncul sebagai akibat dari pertumbuhan pesat aktivitas ekonomi di suatu wilayah. Dalam perspektif asal usulnya, setiap kota pada dasarnya adalah sebuah desa yang mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Berikut adalah enam tahap perkembangan kota menurut Lewis Mumford.


1. Tahap Eopolis


Pada tahap ini, kita melihat desa yang telah mengalami transformasi menuju gaya hidup perkotaan. Contohnya, perkembangan kota di daerah pemekaran. Di wilayah ini, kita akan menemukan kelurahan atau kecamatan yang memiliki ciri-ciri pedesaan, tetapi sudah menunjukkan perubahan yang mengarah ke kehidupan perkotaan. 


Jalan-jalan sudah beraspal, listrik digunakan sebagai sumber energi untuk penerangan dan keperluan industri rumah tangga, ponsel telah menjadi alat komunikasi yang umum digunakan, dan sebagian masyarakat telah mengadopsi pola hidup perkotaan. 


Sebagai contoh, kita bisa menyebutkan Desa Punten, Tulungrejo, dan Beji di daerah Batu, Jawa Timur. Perubahan ini terlihat ketika Batu berubah statusnya menjadi kota administrasi kecamatan.


2. Tahap Polis


Tahap kota yang sebagian besar aktivitas ekonominya masih memiliki latar belakang pertanian. Tahap ini sering dijumpai di ibu kota daerah pemekaran, yang masih menerapkan pola agraris karena adanya perpindahan dari kota sebelumnya. 

Contohnya adalah Kota Batu dan Kota Kepanjen, yang masih didominasi oleh aktivitas pertanian sebagai mata pencaharian utama penduduknya.


3. Tahap Metropolis


Pada tahap ini, kota memiliki sektor industri yang mendominasi aktivitas ekonominya. 

Contohnya adalah Kota Sidoarjo, Tangerang, dan Bekasi, di mana sebagian besar penduduk terlibat dalam sektor industri.


4. Tahap Megalopolis 


Tahap wilayah perkotaan telah berkembang menjadi tingkat tertinggi melalui ekspansi atau perluasan wilayah kota. 

Contohnya adalah Jakarta dan Surabaya, yang memperluas pengaruhnya hingga mencakup wilayah sekitarnya, seperti Jabodetabek dan Gerbangkertosusila.


5. Tahap Tiranopolis


Pada tahap ini, wilayah perkotaan menghadapi tantangan berupa masalah-masalah yang sulit dikendalikan, seperti kemacetan, kriminalitas, dan penurunan pelayanan. Hingga saat ini, sepertinya tahap ini belum dialami dalam perkembangan kota-kota di Indonesia.


6. Tahap Nekropolis


Tahap perkembangan kota bergerak menuju kemunduran atau "kota mati."